Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telusuri Pengakuan Freddy Budiman, Tim Investigasi Minta Keterangan Bandar Besar Narkoba Akiong

Kompas.com - 26/08/2016, 11:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Salemba bernama Akiong diminta keterangannya oleh Tim Investigasi Polri pada Kamis (24/8/2016) kemarin. Keterangan Akiong dibutuhkan terkait upaya penelusuran Polri atas kesaksian terpidana mati Freddy Budiman yang menyebutkan ada pejabat penegak hukum yang menjadi beking sindikat narkoba.

"Kemarin Akiong diperiksa di LP Salemba oleh bu Poengky, komisioner Kompolnas. Pemeriksaan di Salemba dilakukan dua kali," ucap Ketua Tim Investigasi Polri, Irjen Dwi Priyatno, Jumat (25/8/2016).

Akiong adalah pemain besar dalam bisnis narkoba. Dia menjadi inisiator pemesan dan diduga besar sebagai pemilik 50 kg sabu kristal di Rawa Bebek, Penjaringan, Jakarta Utara.

Pengungkapan sabu 50 kg ini dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 14 Juni silam. Sabu tersebut disimpan di sembilan buah pipa besi. Ada lima tersangka di kasus ini, HE, EN, ED, GN, dan DD.

(Baca: Yasonna: Video Testimoni Freddy Budiman Tidak Akan Dibuka ke Publik)

HE merupakan mantan napi LP Cipinang yang saat ini berstatus bebas bersyarat. HE juga suruhan dari Akiong.

Dwi menambahkan pihaknya belum bisa membeberkan hasil pemeriksaan dari Akiong karena masih dilakukan analisa oleh tim.

Tim investigasi Polri sejauh ini telah meminta keterangan dari para narapidana di Lapas Nusakambangan yang menjadi saksi pertemuan Freddy Budiman dengan aktivis Harris Azhar. Harris lah yang membuka cerita Freddy soal keterlibatan sejumlah petinggi penegak hukum ke publik.

Selain itu, tim juga telah memiliki video pengakuan Freddy Budiman sesaat sebelum dia dieksekusi mati. Saat ini, tim investigasi tengah mencari kuasa hukum Freddy yang menyusun nota pembelaan (pleidoi) saat persidangan pertama.

Kompas TV Mabes Polri Belum Temukan Aliran Dana Freddy Budiman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com