Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Jokowi Tak Singgung Penyelesaian Kasus HAM dalam Pidato Kenegaraan?

Kompas.com - 25/08/2016, 19:28 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga korban peristiwa 1965 mempertanyakan Presiden Joko Widodo yang tidak menyinggung persoalan penyelesaian kasus pelanggaran berat HAM pada masa lalu dalam pidato kenegaraan di Gedung MPR/DPR, 16 Agustus 2016 lalu.

Hal itulah yang disampaikan Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) 1965/1966 saat bertemu Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Kamis (25/8/2016).

Ketua YPKP 65/66 Untung Bejo mengatakan, Anggota Wantimpres Sidarto Danusubroto memberikan jawaban yang bisa diterima oleh YPKP.

"Pak Sidarto tadi menjawab bahwa setelah melalui pertimbangan yang alot, melalui pertimbangan yang 'njelimet', itulah mengapa pidatonya Pak Presiden tidak menyinggung itu," ujar Bejo, seusai pertemuan.

Salah satu pertimbangannya, pemerintahan Jokowi-JK awalnya fokus pada persoalan politik. Kini, kondisi politik nasional dianggap stabil.

Setelah politik, pemerintah fokus pada persoalan ekonomi.

"Maka itu, sekali lagi (Sidarto meminta) untuk bersabar," ujar Bejo.

Bejo mengatakan, Sidarto meyakinkan YPKP bahwa Presiden Jokowi tak akan melupakan janjinya menyelesaikan perkara HAM berat, termasuk peristiwa 1965.

"Dia (Sidarto) bilang, percayalah. Karena Jokowi itu nasibnya sama dengan kami-kami, dia itu dari rakyat, hidup di bantaran kali, sangat sederhana. Wantimpres minta tunggu timing yang tepat," ujar Bejo.

Wantimpres akan mengakomodir pertemuan antara para korban 1965 dengan Presiden Jokowi dalam waktu dekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com