Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transaksi Jaringan Freddy Amat Besar

Kompas.com - 15/08/2016, 23:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menemukan transaksi mencurigakan dalam jumlah amat besar dan memakai berbagai cara, yang diduga terkait dengan jaringan narkoba Freddy Budiman. PPATK telah melaporkan hal itu ke Badan Narkotika Nasional.

Wakil Kepala PPATK Agus Santoso menuturkan, PPATK telah mengirimkan laporan hasil analisis (LHA) terkait kasus Freddy kepada BNN secara bertahap sejak tahun 2012. Laporan terbaru dikirimkan pada April lalu dengan total aliran dana Rp 3,6 triliun.

"Freddy Budiman setiap tahun terindikasi terlibat kasus (narkoba). Transaksinya sangat besar, rumit, dan melibatkan multimodus kejahatan," ujar Agus saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (12/8).

Kepala Bagian Humas BNN Komisaris Besar Slamet Pribadi membenarkan bahwa pada awal 2016, pihaknya telah menerima LHA dari PPATK tentang aliran dana narkoba sebesar Rp 3,6 triliun.

"Masih tahap penyelidikan dan belum dapat kami sampaikan hasilnya. Siapa berbuat apa, kapan, itu setelah penyelidikan selesai. Kalau penyelidikan tindak pidana pencucian uang (TPPU) bisa sampai dua tahun, tidak bisa selesai satu atau dua minggu," ujar Slamet.

Jaksa Agung HM Prasetyo menuturkan, belum menerima laporan PPATK terkait transaksi mencurigakan Rp 3,6 triliun yang diduga dari bisnis narkoba. Kejaksaan menunggu laporan itu disampaikan ke institusinya agar dapat segera ditindaklanjuti. "Kami mendukung biar terungkap, siapa pun yang terbukti terlibat kejahatan narkotika," tutur Prasetyo.

Banyak modus

Menurut Agus Santoso, transaksi yang diduga dilakukan jaringan narkoba Freddy dilakukan dengan berbagai modus, seperti mingling (mencampurkan dana hasil tindak pidana dengan dana dari hasil kegiatan yang legal untuk mengaburkan sumber asal dananya), penyelundupan, hingga judi daring.

"Ada pula modus transaksi dengan dugaan pemalsuan dokumen invoice (faktur) impor sejumlah nama negara. Ini untuk mengelabui transfer dana ke luar negeri," katanya.

Agus menuturkan, PPATK belum menemukan transaksi dengan rekening yang langsung atas nama Freddy Budiman. Ini tidak aneh karena TPPU biasa dilakukan dengan memakai rekening orang lain.

Namun, Agus enggan mengungkapkan dugaan keterlibatan oknum aparat negara dalam transaksi jaringan narkoba Freddy. "PPATK hanya tahu nama. Verifikasi profesi tentu penyidik yang tahu," ujarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com