JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Koordinator Pemenangan Pemilu Wilayah I DPP Partai Golkar, Nusron Wahid, memprediksi Koalisi Kekeluargaan yang terdiri dari PDI-P, Gerindra, PKS, PPP, Demokrat, PKB, dan PAN tidak akan solid.
Sebab, Nusron menilai koalisi tersebut hanya dibentuk untuk melawan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Feeling saya enggak bakal utuh Koalisi Kekeluargaan itu," kata Nusron di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (9/8/2016).
Nusron menilai, harusnya koalisi sebuah partai terbentuk karena kesamaan visi, misi, dan ideologi.
Koalisi juga seharusnya sudah menentukan calon yang akan diusung, bukan klaim musuh yang akan dilawan.
Sementara Koalisi Kekeluargaan saat ini belum memiliki calon yang akan diusung. Koalisi ini juga baru terjalin antara pengurus partai di tingkat DKI Jakarta, bukan di tingkat pusat.
"Koalisi ini terbentuk hanya karena emosi sesaat," ucap Ketua Tim Pemenangan Ahok sebagai cagub DKI. (Baca juga: Koalisi Kekeluargaan Pilkada DKI Belum Final)
Kalau pun koalisi ini bisa bertahan dan mengusung calon dalam Pilkada DKI, Nusron tetap yakin Ahok yang hanya didukung Golkar, Nasdem dan Hanura akan keluar sebagai pemenang.
"Jadi yang paling penting kami enggak dikeroyok rakyat saja. Kalau dikeroyok rakyat itu susah, enggak kebagian pemilih," kata dia.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD PDI-P DKI Jakarta, Gembong Warsono, sebelumnya menegaskan bahwa Koalisi Kekeluargaan dibentuk bukan untuk melawan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Menurut Gembong, koalisi itu dibentuk untuk mencari sosok pemimpin Jakarta yang lebih baik. (Baca: PDI-P: "Koalisi Kekeluargaan" Bukan untuk Lawan Ahok)