Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua ICMI: Santri Gontor Harus Jadi Pelopor Pemahaman Hukum Islam dan Negara yang Menyatu

Kompas.com - 08/08/2016, 18:18 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Jimly Asshiddiqie mengatakan sudah saatnya santri Pondok Pesantren Modern Gontor menjadi pelopor menyatunya pemahaman hukum Islam dan hukum negara.

Pernyataan Jimly itu menanggapi maraknya kemunculan kelompok radikal yang mendikotomikan hukum Islam dan negara.

"Padahal justru yang memelopori integrasi antara hukum agama dan negara ya justru Nabi Muhammad lewat piagam madinah yang beliau gagas," ujar Jimly dalam dialog peringatan 90 tahun Gontor di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/8/2016).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu mengatakan para santri yang nantinya menjadi intelektual Islam harus memiliki pandangan luas seperti Nabi Muhammad dalam memandang hukum Islam.

Dia menambahkan dalam Piagam Madinah terdapat hukum yang menjaga penduduk Madinah yang notabene terdiri dari umat Islam dan umat beragama lainnya.

"Dan di situlah letak hukum Islam yang bisa dibangun atas kesepakatan sepanjang itu tidak bertentangan dengan substansi syariah, itu yang kemudian dalam Islam kita kenal dengan darul ahdi, atau negara kesepakatan," ujar Jimly.

Jimly menuturkan dalam darul ahdi, yang harus dilakukan adalah adanya proses saling mengisi antara hukum Islam dan hukum negara sehingga muncul sinergi antara Islam dan negara.

"Jangan malah umat Islam terus mendikotomikan hukum Islam dan negara karena hukum negara yang bersumber dari hukum modern pun sering pula berasal dari hukum Islam juga, dan jika didikotomikan maka muncul tindakan ekstrem," papar Jimly.

"Dan sejak awal justru itu dicontohkan Nabi Muhammad lewat Piagam Madinah dimana hukum tidak dibuat murni berdasarkan teks syariah, tetapi juga mempertimbangkan aspek universalitas syariah sehingga kompatibel bagi umat agama selainnya," lanjut Jimly.

Kompas TV Sujud Syukur Peringati 90 Tahun Gontor

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com