Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

F-PAN Dorong Dibentuk Tim Pengawas Densus 88

Kompas.com - 25/07/2016, 12:53 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Revisi Undang-undang (RUU) Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme saat ini akan memasuki tahap daftar inventaris masalah (DIM).

Wakil Ketua Panitia Khusus (Pansus) RUU Terorisme Hanafi Rais menyatakan, salah satu hal yang didesak oleh fraksi -fraksi di Pansus dalam pembahasan DIM ialah pembentukan tim pengawas Detasemen Khusus (Densus) 88.

"Dari hasil diskusi dalam rapat-rapat sebelumnya itu yang akan kami (Fraksi Partai Amanat Nasional) desak saat DIM. Saya rasa fraksi lain juga berpikiran sama," kata Hanafi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/7/2016).

(baca: Ketua Pansus: Tak Ada Alasan Polri Tolak Dewan Pengawas Densus 88)

Menurut Hanafi, tim pengawas penting karena Densus 88 memiliki kewenangan khusus dalam menindak tersangka teroris.

"Memang dalam RUU Terorisme belum diputuskan secara bulat apakah teroris tergolong tindak pidana murni atau bukan. Namun, melihat UU Nomor 15 Tahun 2003 memang sepertinya terorisme dipandang bukan tindak pidana murni karena Densus diberi kewenangan untuk menangkap tersangka teroris tanpa proses hukum sebelumnya," papar Hanafi.

Karena itu, Hanafi menilai, tim pengawas perlu jika melihat kewenangan Densus 88 yang berpotensi menimbulkan pelanggaran hukum.

(baca: 121 Terduga Teroris Tewas, Ini Penjelasan Tito Karnavian)

"Bisa menangkap untuk menginterogasi tanpa proses hukum itu kan rawan diselewengkan, khawatirnya bisa melanggar HAM. Nah, tim pengawas dari DPR berfungsi untuk mengawasi hal itu," kata Hanafi.

"Badan Intelijen Negara (BIN) saja yang operasinya rahasia ada tim pengawasnya kok. Semestinya Densus yang memiliki potensi penyelewengan kewenangan juga harus ada tim pengawasnya," lanjut putra Amien Rais itu.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sebelumnya menolak wacana pembentukan dewan pengawas Densus 88. Alasannya, penghematan anggaran dan mekanisme pengawasan sudah ada.

Hal itu disampaikan Tito saat uji kepatutan dan kelayakannya sebagai calon kepala Polri di Komisi III DPR, Kamis (23/6/2016).

(baca: Kepada Komisi III, Tito Tolak Pembentukan Dewan Pengawas Densus 88)

Tito mengatakan, kerja Densus 88 Polri sudah diawasi banyak pihak seperti di internal oleh Irwasum dan Propam. Eksternal juga mengawasi seperti oleh Kompolnas, Komnas HAM, dan media massa.

Tito menambahkan, pemerintah kini tengah melakukan penghematan anggaran. Pemerintah juga tengah menyederhanakan birokrasi dengan mengurangi instansi yang tidak perlu.

(baca: Tito Karnavian Ungkap Tiga Cara Tindak Teroris Tanpa Langgar HAM)

"Jangan kita eforia tambah dewan yang sebetulnya tidak perlu dibuat," ucap Kepala Badan Nasional Pemberantasan Terorisme itu.

Kompas TV Densus 88 Bekuk 3 Teroris dan 1 Bom Rakitan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

Nasional
Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

Nasional
“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

“Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

Nasional
Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

Nasional
Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

Nasional
Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

Nasional
Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

Nasional
KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

Nasional
Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

Nasional
Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

Nasional
Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

Nasional
Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Harun Masiku Disebut Nyamar jadi Guru di Luar Negeri, Pimpinan KPK: Saya Anggap Info Itu Tak Pernah Ada

Nasional
Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Eks Penyidik: KPK Tak Mungkin Salah Gunakan Informasi Politik di Ponsel Hasto

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Jemaah Haji Diimbau Tunda Thawaf Ifadlah dan Sa'i Sampai Kondisinya Bugar

Nasional
Kasus WNI Terjerat Judi 'Online' di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Kasus WNI Terjerat Judi "Online" di Kamboja Naik, RI Jajaki Kerja Sama Penanganan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com