Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepuasan Masyarakat terhadap Jokowi Terus Meningkat

Kompas.com - 24/07/2016, 15:52 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mayoritas masyarakat makin puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo menjelang dua tahun berjalannya pemerintahan. Hal tersebut tergambar dari survei Saiful Mujani Research and Consulting yang dirilis di Jakarta, Minggu (24/7/2016).

Sebanyak 67 persen masyarakat menyatakan puas dengan kinerja Jokowi. Sebanyak 30 persen lainnya mengaku tidak puas. Angka ini terus naik dari Juni 2015. Saat itu, masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi hanya 41 persen.

"Tingkat kepuasan masyarakat terus meningkat, terus menanjak. Dari 41 persen ke 67 persen. Masyarakat memperesepsi kinerja Jokowi dengan kabinetnya sangat memuaskan," kata Direktur SMRC Sirojudin Abbas.

Masyarakat umumnya puas dengan kinerja Jokowi dalam membangun infrastruktur, menciptakan layanan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau, serta menciptakan rasa keamanan.

Namun, masyarakat kurang puas dengan kinerja Jokowi dalam meningkatkan kesejahteraan warga, memenuhi harga kebutuhan pokok yang terjangkau, hingga menyediakan lapangan kerja.

Kepuasan masyarakat terhadap Jokowi ini pun berbanding lurus dengan tingkat elektabilitas. Jika pilpres digelar saat waktu survei, maka responden yang memilih Jokowi 32,4 persen. Pesaing terberat Jokowi, Prabowo Subianto, hanya dipilih oleh 9,4 responden.

Politisi PDI-P Maruarar Sirait menilai, banyak anggota masyarakat yang tidak puas dengan hal-hal yang terkait kesejahteraan sosial karena Jokowi memang tak mengambil jalan pintas dalam membangun pemerintahannya. Ia mencontohkan kebijakan Jokowi yang menaikkan harga BBM dan mengalihkannya ke infrastruktur.

"Hal ini terkonfirmasi dari bagaimana kepuasan publik terhadap infrastruktur itu sangat tinggi. Memang itu pilihan yang dilakukan Jokowi. Membangun infrastruktur tidak instan," kata dia.

Pengamat politik Burhanudin Muhtadi mengatakan, pada awal masa pemerintahan Jokowi belum bisa mengonsolidasikan kekuatan politik di sekitarnya.

Akibatnya, dalam menyusun kabinet, memilih Kapolri, hingga mengambil kebijakan strategis, Jokowi terjebak dengan kepentingan parpol pendukungnya dan publik tidak puas dengan itu.

"Akibatnya, baru 3 bulan pemerintahan berjalan, masa bulan madunya sudah berakhir," kata Burhan.

Namun setelah PPP, Golkar, dan PAN masuk ke pemerintahan, Jokowi lebih bisa mengonsolidasikan kekuatan politiknya. Jokowi bisa mengambil pilihan dengan bebas. Hal ini terlihat dari penolakan Jokowi terhadap revisi UU KPK dan penunjukan Tito Karnavian sebagai Kapolri.

"Jokowi punya bargaining position yang kuat untuk mengatakan tidak kepada partai pendukungnya," ucap Burhan.

Survei SMRC ini dilakukan pada 22-28 Juni 2016. Jumlah responden adalah 1.220 dipilih secara random. Margin of error adalah 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Kompas TV Survei Setahun Jokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com