Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan: Tujuh WNI Disandera Secara Terpisah

Kompas.com - 02/07/2016, 08:04 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, tiga warga negara Indonesia dari tujuh orang yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf telah berpindah tempat.

Ryamizard menyebut pemindahan itu sebagai taktik kelompok penyandera. Peralihan posisi terjadi pada Jumat (1/7/2016).

Ketiganya dipindah dari Panamao yang berada di Pulau Jolo, ke Pulau Lapac yang berada di bagian Selatan Filipina.

Jarak antara Panamao ke Lapac, kata Menhan, berjarak 64 kilometer. "Perpindahannya tanggal 1 Juli. Kan tujuh orang di Panamao. Panamao itu di Pulau Jolo. Kemudian pindah ke Pulau Lapac. Empat orang masih (di Panamao)," kata Ryamizard usai menghadiri rapat koordinasi pembebasan sandera di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (1/7/2016).

(Baca: Operasi Militer Dinilai Terlalu Berisiko bagi Para Sandera)

Ryamizard mengatakan pemisahan tujuh sandera tersebut merupakan taktik penyandera untuk mendapatkan uang tebusan yang lebih besar.

"Itu taktik mereka cari duit," katanya, singkat.

Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan membenarkan bahwa tujuh sandera terbagi dua kelompok. Satu kelompok teridir dari empat orang dan kelompok yang lain tiga orang.

Namun Luhut belum berani berspekulasi mengenai lokasi sandera itu berada. "Saya tidak ingin berspekulasi karena takutnya menimbulkan ketidaknyamanan pemerintah Filipina," katanya.

Luhut mengatakan, Pemerintah saat ini masih menunggu informasi resmi dari intelijen Pemerintah Filipina, meskipun Pemerintah Indonesia memiliki akses untuk mencari informasi melalui Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Intelijen Strategis (BAIS).

"Saya belum ingin membuka semua pada Anda karena menyangkut masalah keselamatan sandera," ujar Luhut.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ikut memastikan keberadaan tujuh sandera masih terdeteksi lokasinya.

(Baca: Diplomasi Bebaskan Sandera, Retno Akan Temui Menlu Filipina)

Namun mereka terbagi dalam dua lokasi yang berbeda. Gatot tidak menyebut secara pasti wilayahnya. "Empat sandera dan tiga sandera lainnya berbeda lokasi. Yang sudah terlacak ada empat orang, tiga sandera bergeser lagi," kata Gatot.

Peristiwa penyanderaan tujuh WNI terjadi pada Senin (20/6/2016) di perairan Filipina. Ketujuh orang itu merupakan anak buah kapal (ABK) tugboat Charles 001 pengangkut batu bara. Proses penyanderaan itu dilakukan dalam dua tahap.

Penyanderaan pertama dilakukan terhadap tiga ABK yaitu Kapten Fery Arifin (nahkoda), Muhammad Mahbrur Dahri (KKM) dan Edy Suryono (Masinis II).

Satu jam kemudian, terjadi penyanderaan kedua terhadap empat ABK lainnya oleh kelompok berbeda, yaitu Ismail (Mualim I), Robin Piter (Juru Mudi), Muhammad Nasir (Masinis III) dan Muhammad Sofyan (Oilman).

Kompas TV Dua Kelompok Sandera 6 ABK TB Charles
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com