Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri, Kemenkes, dan BPOM Bentuk Satgas Vaksin Palsu

Kompas.com - 28/06/2016, 14:22 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigadir Jenderal (Pol) Agung Setya mengatakan, kepolisian beserta sejumlah pihak terkait membentuk satuan tugas (satgas) untuk penanganan beredarnya vaksin palsu di Indonesia.

Satgas dibentuk setelah melihat penyebaran vaksin meluas. Tak hanya beredar di Jakarta, tapi juga merambah Semarang dan Medan. Satgas terdiri dari perwakilan Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, serta lembaga terkait bidang kesehatan.

(Baca: Rumah Pembuat Vaksin Palsu di Bintaro Sering Didatangi Mobil Tak Dikenal)

"Terkait fenomena vaksin palsu, dalam rapat tadi kami simpulkan pembentukan satgas penanganan vaksin palsu. Satgas akan bekerja secepatnya," ujar Agung seusai rapat koordinasi dengan Kemenkes dan BPOM di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (28/6/2016).

Rapat tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan Ikatan Dokter Anak Indonesia. DPR sebelumnya sudah memerintahkan untuk pembentukan satgas vaksin palsu ini.

Agung mengatakan, satgas akan bertemu membahas tindak lanjut temuan vaksin palsu, Rabu (29/6/2016) besok. "Pembahasan untuk bertindak di lapangan untuk fenomena vaksin palsu ini," kata Agung.

(Baca: Menkes Setuju Pembuat Vaksin Palsu Dihukum Mati)

Satgas akan bekerja sama dengan oara stakeholder bidang kesehatan, antara lain untuk pemeriksaan laboratorium dan untuk keterangan ahli dalam proses hukum. Dampak dari vaksin palsu ini juga akan ditangani secepat mungkin, bermodalkan identifikasi sebaran distribusinya.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang mengatakan, satgas penting untuk dibentuk supaya ada tindaklanjut dari temuan soal vaksin palsu.

"Dari suplai, kami dorong supaya dinolkan, ditiadakan sama sekali. Satgas nanti akan bergerak mencari titik di mana dicurigai terima vaksin ini," kata Linda.

Kompas TV Bareskrim & Kemenkes Berkoordinasi terkait Vaksin Palsu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com