JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Kapolri Komisaris Jenderal Tito Karnavian mengaku pada awalnya dia merasa tidak nyaman apabila memimpin Polri di usia yang masih cukup muda.
Oleh karena itu, dia sempat menolak untuk diusulkan sebagai calon Kapolri oleh Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi Polri serta Komisi Kepolisian Nasional.
"Saya merasa tidak nyaman apabila memimpin senior. Senior juga mungkin tidak nyaman kalau saya pimpin," kata Tito saat uji kepatutan dan kelayakan di Komisi III DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/6/2016).
Tito merupakan lulusan Akademi Polisi angkatan 1987. Di atas Tito, masih ada para seniornya seperti Irwasum Komjen Dwi Prayitno (angkatan 1982), Wakapolri Komjen Budi Gunawan (angkatan 1983), Kepala BNN Komjen Budi Waseso (angkatan 1984), Kabaharkam Komjen Putu Eko Bayuseno (angkatan 1984).
Namun saat ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai calon tunggal Kapolri, maka Tito pun menyatakan siap memimpin Korps Bhayangkara tersebut.
"Sebagai prajurit saya jalankan perintah itu. Apalagi perintahnya tidak langgar hukum dan datang dari kepala negara," kata Tito.
Tito pun meyakini, para senior bisa menerima kepemimpinannya. Ia berkaca pada pengalamannya saat ditunjuk sebagai Kapolda Papua. Saat itu, kata Tito, ia juga memimpin sejumlah seniornya.
"Senior-yunior, kami memiliki kepentingan bersama agar Polri maju, dipercaya publik dan bisa membanggakan bagi Korps kami," kata dia.