Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
F.X. Lilik Dwi Mardjianto
Ketua Program Studi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara

pengagum jurnalisme | penikmat sastra | pecandu tawa riang keluarga

Meliput Disabilitas dan Ikhtiar Menuju Jurnalisme Antidiskriminasi

Kompas.com - 21/06/2016, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Suatu hari, beberapa anak muda berkunjung ke Yayasan Sayap Ibu di Bintaro, Jakarta Selatan. Mereka datang dengan membawa berbagai perangkat fotografi.

Tujuan mereka hanya satu, merasakan hidup bersama anak-anak penyandang disabilitas salama sehari penuh, sambil membuat karya jurnalistik.

Anak-anak muda itu adalah mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara yang tergabung di dalam komunitas UMN Juice. Dengan berbekal izin dari pengurus, mereka mulai menjadi “penghuni” yayasan dan mendokumentasikan semua kegiatan secara visual.

Konsep eksibisi karya jurnalistik juga mereka diskusikan bersama pengurus yayasan. Hasilnya adalah sebuah pameran yang sama sekali tidak menampilkan keterbatasan, namun kelebihan.

Ya, karya jurnalistik yang mereka tayangkan di penghujung 2015 itu bukanlah karya tentang pesimisme, namun optimisme. Mereka menampilkan karya anak-anak penyandang disabilitas yang penuh semangat dalam menjalani hidup.

Anak-anak muda itu telah memberikan pelajaran, paling tidak kepada saya,  bahwa jurnalisme bisa hadir dalam wajah berbeda. Ia bisa hadir dengan ramah dengan berbagai cerita bahagia dan menggugah.

Para mahasiswa ini sadar bahwa topik tentang disabilitas sering kali terpinggirkan dari halaman surat kabar, layar televisi dan gawai. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk mengangkatnya ke permukaan.

Pemenuhan hak

Keputusan anak-anak muda itu untuk mengusung konsep “optimisme” dalam membuat karya jurnalistik tentu bukan datang dengan tiba-tiba. Bisa jadi, mereka terinspirasi oleh materi liputan beberapa media massa tentang topik disabilitas.

Sejumlah media sering mengulas hal serupa, misalnya prestasi dan kegigihan mereka yang menyandang disabilitas. Apakah hal tersebut salah? Tentu tidak. Namun, apakah hal itu cukup? Jawabannya juga tidak. Ya, tidak cukup.

Meliput disabilitas sebaiknya tidak hanya dari sisi “pencapaian”, namun juga dari sisi pemenuhan hak para penyandangnya.

Itu berarti media harus menajamkan penglihatan dan pendengaran untuk mencegah atau memperbaiki pelanggaran hak penyandang disabilitas. Fungsi pers sebagai penjaga  hak publik diuji di sini.

Selama ini, niat tulus pers dalam meliput topik disabilitas “hanya” didasari nurani. Belum ada pedoman khusus yang menjadi pijakan.

Di sini, “Reporting on Disability: Guidelines For Media” diperlukan. Dokumen yang diluncurkan oleh International Labour Organization (ILO) itu berisi pedoman bagi jurnalis yang meliput topik disabilitas.

Sepertinya ILO tidak bisa tinggal diam ketika sekitar satu miliar penduduk bumi semakin terpinggirkan, hanya karena mereka menyandang disabilitas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com