Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wisnubrata
Assistant Managing Editor Kompas.com.

Wartawan, penggemar olahraga, penyuka seni dan kebudayaan, pecinta keluarga

Mereka yang Gagal Menjadi Buruh

Kompas.com - 03/05/2016, 12:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Hari Buruh Internasional alias May Day yang diperingati tiap tanggal 1 Mei, seolah identik dengan unjuk rasa. Hampir tidak pernah terjadi di republik ini, peringatan hari buruh tanpa melibatkan massa turun ke jalan.

Dari tahun ke tahun tuntutannya hampir sama, yakni soal kecilnya upah, status kekaryawanan, serta tiadanya jaminan sosial. Bisa disimpulkan, buruh masih merasa tingkat kesejahteraannya rendah.

Namun demikian, masih sangat banyak orang yang ingin menjadi buruh. Tentu pengertian “buruh” di sini juga meliputi karyawan di berbagai bidang dan industri.

Dalam berbagai bursa kerja, orang berbondong-bondong mendaftarkan diri menjadi buruh. Sedikit yang diterima, banyak yang gagal.

Mengenai mereka yang gagal ini, saya ingat “nasib” beberapa teman dan kerabat. Salah satunya adalah Joko Pitik. Teman semasa SMP ini dipanggil “pitik” karena suaranya yang mirip ayam tercekik saat dia akil balik.

Sekitar 16 tahun lalu saya tanpa sengaja bertemu lagi dengan Joko Pitik di sebuah kereta menuju Yogyakarta. Saat itu saya “berhasil” diterima sebagai pegawai di sebuah perusahaan, dan pulang untuk mengambil barang-barang yang saya perlukan untuk pindah ke Jakarta.

Sementara Joko, di lain pihak, pulang karena “gagal.” Dia kehabisan uang saku, setelah ke sana ke mari mencari pekerjaan. Semua barang yang dibawanya sudah ia jual untuk menyambung hidup dan berjuang menjadi karyawan.

Tanpa uang lagi untuk bertahan hidup, ia memutuskan pulang kampung dan bertani semangka. Bercerita ia soal lamaran-lamaran yang ia masukkan ke perusahaan, mulai yang besar hingga kantor-kantor dan pabrik-pabrik kecil. Semua tanpa jawaban.

“Aku memang orang bodoh,” katanya. Kata itu sering dia ucapkan sejak di masa sekolah dulu. Aku memang bodoh, itu kata yang saya ingat.

Percakapan kami terhenti saat itu karena petugas kereta datang dan memeriksa tiket penumpang. Rupanya kawan ini tidak memiliki tiket. Ia nekat saja naik kereta. “Aku sembunyi dulu,” ujarnya, lalu menghilang.

Bertahun-tahun kemudian aku mendengar kabar Joko sudah menjadi juragan. Dia memiliki toko bahan bangunan yang laris, serta punya banyak aset tanah. Anaknya belajar di sekolah pilihan, dan dia bisa rutin membawa keluarganya melancong ke luar negeri.

Cerita serupa juga terjadi pada kerabat saya. Ia dulu setengah mati mencari pekerjaan. Sekalinya mendapat pekerjaan sebagai kasir penukaran koin di tempat hiburan, polisi menggerebek tempat itu karena dianggap sarang perjudian.

Tanpa pekerjaan, ia pun bertahan dengan membuat kue donat dan menjajakannya ke tetangga sekitar. Sering kuenya tidak laku sehingga dimakan sendiri. Namun ia bertahan dan membuat kue dan roti jenis lain.

Usaha itu rupanya berkembang. Perlahan permintaan mulai banyak. Toko dan hotel mengambil kue darinya. Kini setiap pagi puluhan motor dan mobil mengambil roti darinya untuk dijual kembali. Uangnya lebih dari cukup untuk sekadar hidup.

Hal yang sama juga terjadi pada adik saya. Berbagai lowongan pekerjaan dicoba. Tak ada yang menerimanya sebagai pegawai atau buruh.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com