JAKARTA, KOMPAS.com — Kapten kapal Brahma 12, Julian Phillip, yang menjadi salah satu korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf, mengaku stres selama masa penyanderaan tersebut.
Sebab, Julian dan rekan-rekannya kerap kali diancam akan dilukai oleh kelompok Abu Sayyaf.
"Tekanannya otomatis kita stres karena sering diancam akan diiris leher," kata Phillip di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/5/2016).
Meski begitu, Julian menuturkan, kelompok Abu Sayyaf amat menjaga keamanan sanderanya. Mereka tak menginginkan sandera-sandera kehilangan nyawa.
Julian Phillip menduga, para penyandera berpikir jika ada satu sandera yang meninggal, uang tebusan tak akan mereka dapatkan.
"Mereka sangat menjaga keamanan kita," kata dia.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyerahkan 10 anak buah kapal (ABK) korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf kepada salah satu perwakilan keluarga di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
(Baca: Serahkan 10 ABK, Menlu Ucapkan Terima Kasih Keluarga Selalu Sabar)
Penyerahan ini diwakili oleh Yola, istri dari Alvian Elvis Peti, salah satu ABK. Namun, pada kesempatan tersebut, hadir pula sembilan ABK lainnya.