Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak Perusahaan Tak Keluarkan Uang untuk Bebaskan ABK-nya yang Disandera

Kompas.com - 02/05/2016, 14:23 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Brahma International menyatakan, pihaknya tidak memberikan uang untuk menebus awak kapalnya yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf sejak Maret lalu.

"Tidak ada penyerahan uang dari PT Brahma International," kata Legal and External Relations PT Brahma Internasional, Yan Arief, di kantornya, Jakarta, Senin (2/5/2016).

(Baca: Penyerahan 10 ABK kepada Keluarga Dilakukan di Kantor Kemenlu)

Mereka mengaku tidak terlibat langsung dalam negosiasi dan proses pembebasan awaknya.

Pihak PT Brahma Internasional hanya diwakili mitranya, PT Patria Maritime Line, selaku operator tugboat dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 10 ABK.

"Ada tim yang ikut dalam negosiasi. Proses negosiasi itu tim yang melakukan. Kita tidak tahu apa yang dilakukan, yang pasti dilakukan supaya sandera dapat kembali selamat," kata Yan.

Yan mengaku sejak awal tidak ada permintaan uang kepada perusahaan mereka selaku pemilik kapal.

Mereka pun tidak berencana memberikan tebusan ketika tahu tentang penyanderaan dari media.

"Tidak ada (permintaan ke PT Brahma). Kalaupun itu ada, mungkin kepada mitra ya," ujar Yan.

(Baca: Dokter RSPAD: Fisik dan Jiwa 10 ABK dalam Keadaan Sehat dan Prima)

Pihaknya pun berterima kasih kepada pemerintah selaku pihak yang berhasil membebaskan 10 ABK.

"Kami mengucapkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Bapak Presiden dan berikutnya jajaran dari menteri Kabinet Kerja, terutama kepada Menko Polhukam dan juga kepada Ibu Menteri Luar Negeri, dan pihak-pihak lain yang telah membantu pembebasan sandera awak kapal, dan juga kepada kepada kedutaan besar kita di Filipina dan juga Pemerintah Filipina atas bantuan yang telah diberikan sehingga awak kapal kembali ke Indonesia," papar Yan.

Kompas TV Keluarga Sandera ABK Gelar Syukuran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com