Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri Sayangkan Ada PNS Fiktif di Pemprov DKI

Kompas.com - 28/04/2016, 12:25 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyayangkan adanya pegawai negeri sipil (PNS) fiktif di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Dengan kondisi itu, berarti negara masih mengeluarkan uang untuk membayar orang yang tidak bekerja.

"Kalau memang benar, sangat disayangkan. Karena ini menyangkut APBD, belanja daerah terganggu. Harusnya lebih banyak untuk pelanja publik," ujar Tjahjo di Jakarta, Kamis (28/4/2016).

Meski demikian, Tjahjo mengaku belum mendapatkan laporan resminya. Ia telah meminta Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri untuk membuat laporan tentang hal itu.

(baca: Ahok Sebut Adanya PNS Fiktif karena Penyesuaian Sistem)

Selain itu, Tjahjo juga menengarai kondisi serupa juga terjadi di daerah lain. Oleh sebab itu, ia juga meminta Sekjen untuk mencari informasi serupa di daerah.

"Akan kami cek betul. Karena banyak pemerintah daerah yang over pegawai, memang ada. Apalagi yang honor. Akhirnya kewalahan sendiri," ujar dia.

Sebelumnya, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta mengungkap temuan adanya ribuan PNS fiktif. Di antara ribuan itu, terselip nama Fauzi Bowo, mantan Gubernur DKI. (baca: Ada 1.848 PNS Fiktif di Pemprov DKI, Fauzi Bowo Salah Satunya)

Penyebabnya, banyak PNS pensiun, mengundurkan diri atau diberhentikan secara hormat atau tidak hormat yang belum melakukan registrasi ulang ke sistem pemutakhiran data elektronik, yakni E-PUPNS.

Tak hanya di DKI Jakarta, hasil pendaftaran ulang PNS yang dilakukan Badan Kepegawaian Negara (BKN) juga ditemukan kasus PNS 'misterius' di berbagai daerah di Indonesia.

Hal itu diakui oleh Kepala BKN Bima Harya Wibisana yang menyebutkan saat ini terdapat sebanyak 57.000 PNS yang statusnya seperti itu. Saat ini total PNS di Indonesia sebanyak 4,5 juta orang.

''Awalnya jumlahnya mencapai 93 ribu PNS yang statusnya tidak jelas itu, namun setelah dilakukan verifikasi saat ini tinggal 57 ribu,'' kata Bima seperti dikutip Antara.

Selama ini, pemerintah membayar gajinya melalui rekening tabungan masing-masing. Sedangkan nilainya gaji yang dibayarkan kepada rekening seluruh PNS yang posisinya belum jelas itu mencapai Rp 1,3 triliun per tahun.

Ia menyebutkan, gaji pokok PNS itu antara Rp 2 juta hingga Rp 5 juta rupiah per bulan.

Kompas TV Semua Pejabat dan PNS Pemeriksaan Urine
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com