Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Krisis, Sutiyoso Merasa Perlu Terlibat Pulangkan Samadikun dari China

Kompas.com - 28/04/2016, 10:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso merasa perlu terlibat langsung dalam pemulangan Samadikun Hartono dari China ke Indonesia. Tanpa turun langsung, Sutiyoso khawatir Samadikun kembali lolos.

Sutiyoso menceritakan, Samadikun tertangkap aparat China pada Kamis (14/4/2016). Terpidana kasus penyalahgunaan dana talangan dari Bank Indonesia atau BLBI itu sebelumnya masuk daftar buron hingga 14 tahun.

Sebelum penangkapan itu, kata Sutiyoso, BIN sudah menelusuri jejak Samadikun selama berbulan-bulan hingga tahu di mana kediaman Samadikun dan keluarganya.

Sutiyoso sempat hadir dalam forum ASEAN yang membahas terorisme di China pada Kamis (7/4/2016). Saat itu, ia memanfaatkan waktu untuk menyampaikan kepada China bahwa ada satu buron Indonesia yang terdeteksi.

Samadikun diketahui hendak menonton balap F1 di Shanghai. Tiga intel Indonesia terus memantau pergerakan Samadikun.

Petugas BIN lalu menunjukan lokasi rumah Samadikun dan rumah anaknya. Aparat China kemudian menangkap Samadikun ketika keluar rumah hendak menonton F1.

Saat penangkapan itu, Sutiyoso tengah berada di Berlin untuk mempersiapkan kedatangan Presiden Joko Widodo.

Lalu, pada Selasa (19/4/2016), tiga orang utusan pemerintah China menemui Sutiyoso. Dalam pertemuan yang dilakukan pada tengah malam itu, utusan China mengatakan bahwa batas penahanan Samadikun hanya sampai Kamis (21/4/2016).

"Kalau dalam batas waktu itu dia tidak dibawa keluar dari China, dia bisa dilepas sesuai undang-undang (yang berlaku di China). Kalaupun kita proses memakan waktu yang lama dan rumit untuk keluarkan dari China," kata Sutiyoso dalam diskusi Satu Meja di Kompas TV, Rabu (27/4/2016) malam.

Hal itu dijelaskan Sutiyoso untuk menjawab kritikan berbagai pihak yang menganggap ada perlakuan istimewa terhadap Samadikun. (baca: Jaksa Agung: Samadikun Miliki Aset di China dan Vietnam)

Sutiyoso lalu melaporkan hal itu kepada Presiden. Oleh Jokowi, Sutiyoso diperintahkan berangkat ke Shanghai, China, untuk berkoordinasi dengan pimpinan China.

Menurut Sutiyoso, jika ia hanya mengirimkan staf atau deputi, dikhawatirkan pihak China kurang menanggapi dengan baik. Padahal, kata dia, situasi saat itu tengah krisis waktu.

(baca: Buron Sejak 2003, Samadikun Hartono Punya Lima Paspor)

"Lalu saya ke Shanghai. Satu satunya pesawat yang bisa saya kejar hari itu pada malam hari dan harus transit di Hongkong. Di Hongkong yang sesuai rencana hanya satu jam transit, ternyata jadi 7 jam karena Shanghai tidak bisa didarati karena ada badai," cerita Sutiyoso.

"Saya datang di Shanghai sudah jam 3 pagi dan saya harus langsung rapat koordinasi dengan penggede-penggede di sana yang datang dari Beijing," tambah dia.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com