Kepada pimpinan China, Sutiyoso bertanya apa saja syarat administrasi untuk mengeluarkan Samadikun dari China. Sutiyoso merasa senang mereka membantu proses hingga akhirnya proses administrasi selesai dalam hitungan jam.
"Dalam konteks Samadikun, saya berlomba dengan waktu. Tidak terpikir yang lain-lain," kata Sutiyoso.
Dalam diskusi yang sama, praktisi hukum Todung Mulya Lubis menilai, penjelasan Sutiyoso memang bisa diterima. Pemerintah China bisa merasa tidak mendapat perlakuan yang sepantasnya jika bukan Kepala BIN yang datang.
Namun, Todung mempermasalahkan Sutiyoso dalam satu penerbangan dengan Samadikun ketika kembali ke Indonesia.
"Loh kok ini Kepala BIN bersama-sama dengan Samadikun satu pesawat turun di Halim. Yang ironis lagi, kenapa Jaksa Agung (HM Prasetyo) ikut menjemput ke Halim," kata Todung. (baca: Jaksa Agung Bantah Beri Perlakuan Istimewa Saat Pulangkan Samadikun)
Sutiyoso menjawab, dirinya juga harus kembali ke Indonesia. "Masa saya berpisah, kenapa ngga satu pesawat. Logika saja," ucapnya.
Adapun soal kehadiran Jaksa Agung di Bandara Halim Perdanakusuma, Sutiyoso mengaku bahwa dirinya yang meminta Prasetyo menemuinya di Halim.
"Saya ingin tugas saya selesai setelah saya serahkan ke Jaksa Agung. Jaksa Agung datang ke Halim bukan jemput Samadikun, tapi ketemu saya. Kita kan satu tim," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.