Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Kapolri, PP Muhammadiyah Bahas Kematian Siyono

Kompas.com - 04/04/2016, 14:22 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyambangi Mabes Polri untuk menemui Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti, Senin (4/4/2016).

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, kedatangannya untuk membahas kematian terduga teroris asal Klaten, Siyono, saat dalam penahanan Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri.

"Soal kasus Siyono, pemberantasan terorisme itu tugas polisi. Kami sebatas tugas kemanusiaan menyantuni orang yang punya masalah dan mengadvokasi hukum," ujar Haedar di Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/4/2016).

Pertemuan dengan Badrodin berlangsung sekitar dua jam. Haedar dan sejumlah pengurus lainnya pun membahas soal otopsi Siyono yang dilakukan oleh dokter dari Muhammadiyah.

Haedar mengatakan, respon Badrodin cukup positif. Dengan demikian, kerja sama Polri dan Muhammadiyah dapat ditingkatkan.

"Respon positif Kapolri, 'Bahwa kami (Polri) akan melakukan langkah meneliti sejauh mana ada kesalahan prosedur'," kata Haedar.

Menurut Haedar, Badrodin tak mempermasalahkan proses otopsi yang dilakukan oleh dokter dari Muhammadiyah.

Menurut Badrodin, pihaknya juga berhak melakukan otopsi karena bekerja dalam otoritas Komnas HAM.

"Maka kerja samanya justru pak Kapolri menugaskan dokter forensik yang bergabung dengan tim di lapangan," kata Haedar.

Siyono tewas saat ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri seusai penggerebekan di rumahnya, 10 Maret 2016.

(Baca: Terduga Teroris Asal Klaten Meninggal akibat Benturan Benda Tumpul)

Kematian terduga teroris itu menjadi sorotan publik karena diduga ada pelanggaran hukum atas penangkapan Siyono. (Baca: Kontras Duga Densus 88 Lakukan Pelanggaran HAM terhadap Siyono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com