Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ahok Maju Independen atau Lewat Parpol, seperti Buah Simalakama"

Kompas.com - 08/03/2016, 18:01 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) melihat, langkah apapun yang diambil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menuju Pilkada Serentak 2017 sangat dilematis.

Dengan maju secara independen, menurut dia, tentunya menunjukan bahwa Ahok memiliki kekuatan untuk maju lewat jalur non-parpol karena terjadi ketegangan antara eksekutif dan legislatif.

Namun, jika maju lewat Partai Politik, Ahok bisa disangka tak mampu menjawab dukungan independen dari para pendukungnya.

(baca: Kata Hasto, PDI-P Punya Banyak Kader, Tak Perlu Risau Bersaing dengan Ahok)

"Sementara bila via partai politik, tentu parpol akan mengajukan nama," tutur Masykurudin saat dihubungi, Selasa (8/3/3/2016).

"Akhirnya sekarang menjadi simalakama," lanjut dia. (baca: PDI-P: Teman Ahok Mau Menjerumuskan Ahok)

Peluang

Namun, tak sepenuhnya keputusan Ahok yang maju secara independen dinilai tak tepat. Masykurudin melihat, setidaknya ada tiga hal yang bisa dijadikan peluang bagi Ahok untuk mempertahankan kursi DKI 1 meski lewat jalur independen.

Pertama, kata Masykurudin, yaitu kinerja. Menurut dia, Ahok masih memiliki waktu sekitar satu tahun lagi untuk menyelesaikan tugasnya sebagai gubernur dengan baik hingga pilkada pada Februari 2017.

(baca: Ahok Masih Berharap PDI-P Mendukung Dirinya di Jalur Independen)

Dalam situasi ini, Ahok juga dinilai cukup diuntungkan oleh wakilnya Djarot Saiful Hidayat, yang hingga saat ini belum berencana mencalonkan diri sebagai gubernur.

"Sehingga isu akan adanya pecah kongsi antara gubernur dan wakil gubernur untuk jalan sendiri-sendiri di Pilkada mendatang tidak terjadi," ujar Masykurudin.

Kedua, nama-nama kandidat penantang Ahok dinilai belum memiliki pengalaman langsung menang dalam Pilkada dan mempunyai rekam jejak sebagai kepala daerah. Rekam jejak tersebut dianggap bisa menjadi penilaian tambah bagi Ahok.

(baca: PDI-P: Ahok Butuh Dukungan Parpol)

"Kenapa Ridwan Kamil paling potensial menjadi penantang Ahok? Karena Ridwan Kamil berpengalaman menang dalam Pilkada langsung dan nyata mempunyai rekam jejak yang baik," paparnya.

Adapun peluang terakhir adalah tergantung kepada figur yang akan digandeng Ahok menjadi calon wakil gubernur.

Wakil Ahok nantinya juga akan sangat menentukan elektabilitas Ahok sebagai pasangan calon.

Demikian pula dengan jumlah pasangan calon yang nantinya terjun ke dalam kontestasi pemilihan gubernur DKI.

"Misalnya, Ahok dengan jalur independen melawan satu pasangan calon yang didukung seluruh parpol akan sangat berbeda dengan Ahok melawan lebih dari satu paslon dengan beberapa dukungan partai politik atau perseorangan," ujar Masykurudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesimis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Pesimis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Nasional
Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Nasional
Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com