JAKARTA, KOMPAS.com - Setya Novanto memilih berkeliling ke sejumlah DPD daripada menggunakan politik uang untuk mendapat dukungan menjadi Ketua Umum Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) pada April 2016.
"Yang jelas saya berkeliling saja. Sekarang ini jangan ada bagi membagi (uang) lah. Sudah diundang KPK kok," ujar Novanto di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (24/2/2016).
Sementara itu, politisi Golkar Nurul Arifin mengaku, membantu Novanto berkeliling ke sejumlah DPD menggalang dukungan. (baca: Golkar Undang KPK dan Polri Awasi Politik Uang Saat Munas)
Namun, kolega Novanto itu belum dapat menyebutkan berapa jumlah DPD yang mendukung Novanto untuk memimpin Golkar.
"Kami belum bisa menyebut angka. Karena itu juga kan dukungan riil diperlihatkan pada saat Munas," ujar Nurul.
"Yang penting silaturahmi jalan. Kita berharap dapat sebanyak-banyaknya (dukungan)," lanjut dia. (baca: Calon Ketum Golkar yang Terbukti Main Politik Uang Langsung Dicoret)
Pengurus Golkar telah menyurati Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri agar membantu mengawasi jalannya Munas Golkar sebelum dan sesudahnya.
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengatakan, KPK menangkap sinyalemen adanya peredaran uang di dalam penyelenggaraan munas. KPK akan mengawasi dinamika yang terjadi di internal partai tersebut.
"Kami menangkap sinyal-sinyal itu ada, bahkan kami menangkap jumlahnya yang bakal beredar itu berapa," kata Saut, Sabtu (30/1/2016).
Namun, ia enggan mengungkap data intelejen itu. Saut pun meminta kader partai untuk bersaing secara sehat.
"Kalau enggak, kita tangkepin semua. Tolong angka-angka itu distop," kata Saut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.