Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revisi UU Antiterorisme, Jaksa Agung Minta Bukti Intelijen Dapat Jadi Bukti Sah

Kompas.com - 15/02/2016, 16:23 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa Agung M Prasetyo berharap, persoalan alat bukti dapat menjadi perhatian dalam merevisi Undang-undang Nomor 15 tahun 2013 tentang Tindak Pidana Terorisme. Sebab, seringkali pengungkapan kasus teroris sulit dilakukan karena alat bukti yang dimiliki minim.

"Dalam revisi, kita harap bukti intelijen dapat menjadi salah satu bukti yang sah," kata Prasetyo saat rapat gabungan dengan Komisi I dan III di Kompleks Parlemen, Senin (15/2/2016).

Mahkamah Konstitusi, kata dia, sebelumnya pernah mengeluarkan putusan yang menyatakan jika keterangan saksi yang tidak didengar atau dialami sendiri dapat menjadi bukti. Hal tersebut bertolak belakang dengan Pasal 32 ayat (1) UU Antiterorisme.

(Baca: Ini Poin-poin Revisi UU Antiterorisme yang Diusulkan Pemerintah)

"Dalam pasal itu disebutkan, dalam pemeriksaan saksi memberikan keterangan apa yang ia lihat dan dengar dan alami sendiri. Ini kalau masih dipakai susah untuk ungkap kasus terorisme," kata dia.

Ia menambahkan, program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah selama ini masih belum optimal. Untuk itu, revisi terhadap UU Antiterorisme diharapkan dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com