Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Agama dan Budayawan Sangsi Dengan Upaya Deradikalisasi

Kompas.com - 29/01/2016, 11:56 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa tokoh dari kalangan agama dan budayawan menyangsikan upaya deradikalisasi dalam menangani kasus terorisme.

Menurut mereka, sikap radikal dan ekstremis yang menjadi faktor seseorang menjadi teroris tidak bisa dihilangkan dalam waktu singkat. Budayawan Franz Magnis Suseno tidak memercayai program deradikalisasi mampu memperbaiki akar persoalan terorisme.

Menurutnya, sikap penuh curiga, benci, dan iri hati yang dimiliki seorang teroris hanya bisa dihilangkan melalui penanaman paham anti kekerasan, dan agama melalui tokoh moderatnya..

"Saya tidak percaya dengan deradikalisasi, yang penting kita punya kesepakatan dari dalam diri untuk menghentikan budaya kekerasan," ujar Magnis ketika ditemui di Gedung Kesenian Jakarta, Kamis (28/1/2016).

Di Indonesia, Magnis melihat agam telah melakukan peranan yang positif selaam 20 tahun terakhir. Hal ini terbukti dengan muncul tokoh-tokoh pluralis seperti Gus Dur dan Nurkholis Madjid.

Sementara salah satu kyai Nahdlatul Ulama, Mustofa Bisri berpendapat, bahwa selama ini yang tidak dijalankan oleh aparat pemerintah adalah upaya menegakkan undang-undang. Pemerintah sering kali lupa untuk menanamkan kepada masyarakat nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.

Pemerintah juga dianggap terlalu fokus pada ekonomi dan politik, tetapi lupa membangun sumber daya manusianya.

"Kalau hukum tidak ditegakkan oleh aparat penegak hukum maka hukum itu disepelekan oleh masyarakatnya sendiri. Kita punya ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab untuk diterapkan di masyarakat," ujar pria yang akrab disapa Gus Mus itu.

Pada kesempatan yang sama, budayawan Jaya Suprana mengatakan bahwa semua peristiwa intoleransi yang terjadi merupakan proses belajar yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia.

Usia 70 tahun Indonesia merdeka belum cukup untuk menciptakan kondisi yang ideal di masyarakat.

"Saya tidak putus asa, ini justru proses belajar kita. Kalau Anda bayangkan merdeka 70 tahun, kita ini belajar cukup cepat dibandingkan Amerika Serikat. Ya, kita memang masih perlu belajar menghargai. Sudahlah tidak usah membuat peraturan. Pemerintah hanya perlu kasih contoh perilaku yang baik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan Lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan Lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Angota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

Nasional
Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

Nasional
Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

Nasional
Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Jaksa Ungkap Ayah Gus Muhdlor Hubungkan Terdakwa dengan Hakim Agung Gazalba lewat Pengacara

Nasional
Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Disebut PAN Calon Menteri Prabowo, Eko Patrio Miliki Harta Kekayaan Rp 131 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com