JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS), Laksda (Purn) Soleman B Ponto, mengungkapkan ketidaksetujuan terhadap program deradikalisasi.
Ia menilai, yang terjadi adalah perbedaan cara pandang. Istilah deradikalisasi, menurut dia, harus diganti terlebih dahulu karena dinilai tidak tepat.
"Saya enggak setuju deradikalisasi kok. Siapa yang radikal? Kalau saya pelaku, saya akan sebut Anda radikal dan saya tidak," ujar Ponto seusai acara diskusi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (19/1/2016).
Istilah deradikalisasi, menurut dia, terlalu menyudutkan dan menimbulkan kesan "Saya benar, Anda salah".
Padahal, dia menilai dalam masalah terorisme tidak ada yang salah dan benar. Hal yang ada adalah perbedaan cara pandang.
"Ganti istilah itu dulu dong. Istilah itu mengakibatkan masalah," ucap Ponto.
Ponto menambahkan, sebaiknya program tersebut diganti menjadi Program Penyamaan Pendapat saja.
Kemudian dilakukan dialog dari hati ke hati untuk menanyakan kepada para pelaku teroris mengenai hal yang melatarbelakangi mereka melakukan teror dan dialog lainnya.
Sebisa mungkin, kata Ponto, jangan malah memupuk dendam dalam diri mereka.
"Apa sih yang membuat kamu begitu, apa yang tidak kamu senangi. Mari kita argumentasi itu," ucap Ponto.
"Namanya teroris itu, tidak akan surut kalau dia dendam," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.