Ia menilai, Munas merupakan jalan terbaik untuk menyatukan kembali dua kubu yang berkonflik di internal Golkar.
"Kita semua memiliki komitmen agar Munas ini bisa jalan. Menurut kami solusi terbaik yang bisa kita lakukan adalah melalui Munas," kata Akbar di Akbar Institute, Perdatam, Jakarta Selatan, Jumat (22/1/2016).
Akbar mengatakan, diperlukan jiwa besar dari kedua kubu untuk bersatu demi kepentingan partai.
Ia mengingatkan, Golkar perlu melakukan konsolidasi untuk menghadapi agenda politik selanjutnya. Salah satunya adalah Pilkada 2017 yang persiapannya dimulai pertengahan 2016 ini.
"Kalau seandainya kita masih terus bertikai, pasti akan mengganggu Pilkada bulan Februari. Kalau masih ada resonansinya juga berpengaruh pada 2017 dan puncaknya Pileg 2019," ujar Akbar.
"Rekan-rekan saya yang bertikai, mari kita utamakan kepentingan partai kita. Partai bagi kita adalah alat perjuangan untuk mewujudkan cita-cita bangsa," lanjut dia.
Akbar merupakan salah satu anggota Tim Transisi Partai Golkar yang dibentuk oleh Mahkamah Partai Golkar hasil Munas Riau untuk menyelesaikan konflik melalui penyelenggaraan Munas.
Adapun Ketua Tim Transisi adalah mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla dan Presiden Ketiga RI, BJ Habibie sebagai Pelindung Tim Transisi
Selain Akbar, anggota Tim Transisi lainnya adalah Ginanjar Kartasasmita, Emil Salim, Abdul Latief, Siswono Yudo Husodo, Theo L Sambuaga, dan Soemarsono.
Aburizal Bakrie dan Agung Laksono juga ditunjuk sebagai anggota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.