Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar Antasari Azhar?

Kompas.com - 11/01/2016, 21:52 WIB

"Naik angkot. Saya tidak punya mobil."

Aiman Witjaksono, jurnalis senior Kompas TV, tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika Antasari Azhar mengakui bahwa kelak ketika bebas bersyaratnya akhir 2016 ini, ia akan pulang ke rumah naik angkutan umum dari tempat ia ditahan selama ini di Lapas Tangerang, Banten.

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi 2007-2009 ini menerima Aiman di kantor Notaris Handoko Halim di Tangerang ketika sedang menjalani asimilasi, yaitu proses pembinaan narapidana dengan menyatukan kehidupannya di masyarakat.

Pada tahun 2009, Antasari Azhar divonis 18 tahun penjara atas pembunuhan bos PT Putra Rajawali Bantaran, Nasrudin Zulkarnain.

Mulai dari Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Mahkamah Agung, hingga Peninjauan Kembali, Antasari dinyatakan bersalah.

Hingga hari ini, Antasari masih berjuang agar ia bebas dari semua vonis. Ia merasa banyak kejanggalan pada kasusnya.

Apakah ia merasa bahwa ia dipenjara karena mengusut kasus korupsi yang melibatkan petinggi-petinggi negeri ini?

Paada lembar buram sejarah hidupnya, Antasari mengakui bahwa saat ini dia hanya memiliki keluarga. Ada kisah apa dengan kalung istri tercinta? Mngapa Antasari harus menjual satu-satunya mobil miliknya? Apa yang akan dilakukan Antasari ketika bebas bersyarat tahun ini?

Aiman edisi "Apa Kabar Antasari Azhar?" hadir di Kompas TV, Senin (11/1/2016) pukul 22.00 WIB.

Kompas TV Apa Kabar Antasari Azhar - AIMAN eps 51 bagian 1
Kompas TV Apa Kabar Antasari Azhar - AIMAN eps 51 bagian 2
Kompas TV Apa Kabar Antasari Azhar - AIMAN eps 51 bagian 3
Kompas TV Apa Kabar Antasari Azhar - AIMAN eps 51 bagian 4
Kompas TV Apa Kabar Antasari Azhar - AIMAN eps 51 bagian 5
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com