Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Keluarkan "Travel Advice" untuk Bepergian ke Indonesia, Ini Tanggapan Menlu

Kompas.com - 23/12/2015, 15:47 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno LP Marsudi menilai, peringatan yang dikeluarkan Pemerintah Rusia untuk warganya yang ingin berkunjung ke Indonesia merupakan hal yang lumrah.

Menurut Retno, Pemerintah Indonesia juga kerap memberikan peringatan kepada warganya saat akan berkunjung ke negara yang sedang mengalami gangguan keamanan.

"(Peringatan Rusia) itu biasa dilakukan setiap negara. Nothing special," kata Retno di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (23/12/2015).

Retno mengungkapkan, Indonesia juga memberikan peringatan kepada WNI yang akan mengunjungi negara yang mengalami gangguan keamanan.

Salah satu contohnya adalah peringatan untuk berhati-hati saat ada WNI yang akan mengunjungi Perancis setelah meletupnya teror di Paris beberapa waktu lalu.

(Baca: Rusia Terbitkan Peringatan Perjalanan bagi Warganya yang Berkunjung ke Indonesia)

Retno melanjutkan, Presiden Joko Widodo telah menjamin keamanan Indonesia selama peringatan hari raya Natal dan pergantian tahun. Ia menilai, jaminan dari Presiden Jokowi itu merupakan sinyal kuat bahwa keamanan Indonesia sangat kondusif.

"Presiden sudah mengatakan itu, kurang tinggi apa," ucapnya.

Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan warganya yang berkunjung ke Indonesia untuk waspada terhadap kemungkinan serangan terorisme.

"Terkait informasi terbaru tentang kemungkinan peningkatan ancaman teroris di Indonesia, Kementerian Luar Negeri merekomendasikan agar warga Rusia yang berencana untuk bepergian ke Indonesia agar waspada dan menahan diri dari mengunjungi tempat-tempat ramai, dan sebaiknya tinggal di daerah wisata yang menyediakan petugas keamanan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia yang di-posting di situs kementerian itu di web mid.ru/en.

(Baca: Sebagian Teroris Tahun 2000 Bebas, Kapolri Instruksikan Tingkatkan Keamanan)

Peringatan tersebut diterbitkan pada 19 Desember 2015. Namun, Pemerintah Rusia tidak merinci kemungkinan ancaman teroris yang dimaksud.

Peringatan dari Kementerian Luar Negeri Rusia itu keluar sehari sebelum pihak kepolisian Indonesia menggagalkan rencana serangan bom bunuh diri di Jakarta dan menangkap sejumlah orang yang terkait dengan ISIS.

Penggerebekan selama tiga hari di beberapa tempat di Jawa yang berakhir hari Minggu (20/12/2015) lalu berbuah penyitaan bahan peledak dan bendera ISIS serta penangkapan sembilan orang tersangka. 

Kapolri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti mengatakan, para ekstremis itu berencana akan menyasar pusat perbelanjaan, kantor polisi, dan kelompok minoritas. Setelah penangkapan tersebut, keamanan telah ditingkatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com