Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang MKD Tertutup, tetapi Tak Ada yang Bersifat Rahasia dalam Pembelaan Novanto

Kompas.com - 08/12/2015, 12:19 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Mahkamah Kehormatan Dewan, Guntur Sasono, menilai, tidak ada hal yang bersifat rahasia di dalam pernyataan Ketua DPR Setya Novanto ketika diperiksa pada Senin (7/12/2015).

Saat itu, dalam sidang yang berlangsung tertutup, Novanto membacakan keterangan yang sudah disusun dalam 12 halaman.

"Menurut saya datar saja. Lah wong sudah pernah diutarakan dalam sejumlah kesempatan," kata Guntur saat dihubungi, Selasa (8/12/2015).

Beberapa hal yang dibantah Novanto di dalam nota pembelaannya ialah seperti tidak mengakui isi rekaman percakapan antara dirinya dengan pengusaha Riza Chalid dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia pada 8 Juni 2015.

Rekaman itu sebelumnya diserahkan Menteri ESDM Sudirman Said ke MKD sebagai salah satu bukti laporan dugaan pelanggaran kode etik Novanto. (Baca: Rapat Paripurna Ditunda Tiba-tiba, Pimpinan DPR Ingin Hadang Kasus Novanto?)

Selain itu, Guntur mengatakan, Novanto juga membantah menjadi inisiator pertemuan ketiga yang digelar di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, itu.

Ia menambahkan, Novanto juga lebih banyak diam ketika proses tanya jawab berlangsung. (Baca: Setya Novanto Banyak Jawab "Tidak Tahu, Lupa" Saat Ditanya di MKD)

"Kalau ditanya sejauh menyangkut rekaman, dia tidak mau jawab, tetapi di luar itu dia mau jawab. Seperti soal pertemuan pertama, kenapa hanya Sudirman yang boleh masuk," kata dia.

Guntur menambahkan, proses persidangan di MKD sebaiknya tidak perlu berlarut-larut. Hal itu karena MKD hanya menangani persoalan etik, bukan dugaan pelanggaran pidana. (Baca: Setelah Periksa Novanto, Ada Anggota MKD yang Minta Pengusutan Distop)

"Kalau sudah mengakui adanya pertemuan itu, menurut saya sudah cukup. Ada enggak unsur-unsur ketidakpatutan dalam pertemuan itu," ujarnya.

Sidang berlangsung tertutup karena permintaan mayoritas anggota dan pimpinan MKD. Hal itu berbeda dengan pemeriksaan Sudirman sebagai pelapor dan Maroef sebagai saksi yang berlangsung terbuka. (Baca: Hanya Lima Anggota MKD yang Setuju Sidang Setya Novanto Terbuka)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com