JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyerahkan pemilihan helikopter kepresidenan kepada TNI Angkatan Udara (AU).
Meski demikian, rencana pembelian tersebut akan dikaji ulang oleh Kemenhan sebelum diajukan ke Presiden.
"Begini ya, semuanya itu Kemenhan, tetapi kan yang paling tahu perlunya itu mereka (TNI AU)," kata Ryamizard saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (2/12/2015).
"Saya lihat, masuk akal apa tidak. Kalau iya (mekanismenya) harus menghadap Presiden dulu," ujarnya.
Ryamizard sendiri tidak menjelaskan apakah Kemenhan telah menyetujui pembelian helikopter Agusta Westland AW-101 buatan Italia untuk menggantikan helikopter kepresidenan jenis lama, yakni Super Puma, produksi tahun 1980.
TNI AU sebelumnya merekomendasikan untuk pembelian helikopter AW-101.
"Bukan setuju atau tidak, tetapi TNI AU sudah berapa kali menyarankan. Ya tidak apa-apalah, mereka sudah mengkaji itu," kata Ryamizard.
Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengatakan bahwa TNI AU akan membeli tiga unit helikopter Agusta Westland tipe AW-101 untuk dioperasikan sebagai helikopter angkut VVIP, termasuk Presiden RI.
Pembelian tiga unit AW101 itu sudah tercantum dalam rencana strategis (renstra) TNI Angkatan Udara periode 2015-2019 dan sudah melewati berbagai pertimbangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.