Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Michael Buehler Buka Suara soal Kontroversi Pelobi pada Kunjungan Jokowi ke AS

Kompas.com - 09/11/2015, 14:04 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Pengajar politik di SOAS University of London, Dr Michael Buehler, angkat bicara soal kontroversi tulisannya yang bertajuk "Waiting in The White House Lobby" di situs New Mandala. 

Di dalam sebuah wawancara dengan radio BBC Indonesia di London, Inggris, Buehler membantah bahwa dirinya mengatakan jasa lobi itu digunakan untuk mempertemukan Presiden Indonesia Joko Widodo dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.

"Supaya menjadi sangat jelas, tidak ada dalam artikel saya, bahwa lobbyist digunakan untuk memfasilitasi pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dengan Presiden AS Barack Obama," ucap Buehler.

Dia mengungkapkan, media-media di Indonesia yang salah menafsirkan hal itu. (Baca: Menlu: Presiden Obama yang Undang Presiden Jokowi Untuk ke Gedung Putih )

Buehler mengaku, di dalam artikelnya di New Mandala, hanya disebutkan bahwa ada kontrak di mana seseorang memberikan uang kepada Pareira Limited di Singapura ke perusahaan R & R Partners di Las Vegas.

Pembayaran itu terkait dengan jasa konsultasi kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat.

Setelah tulisannya menjadi perdebatan hangat di Indonesia, Buehler mengaku sama sekali belum dihubungi secara pribadi oleh pihak kedutaan Indonesia di London.

Namun, dia meyakini bahwa dokumen yang dimilikinya benar. Dia mendapatkan dokumen yang mengungkap kontrak itu dari Departemen Kehakiman AS.

Dokumen itu pun, sebut Buehler, bisa diakses oleh semua orang karena berada di domain publik.

Pertanyaan Baru

Sejumlah pejabat di Indonesia langsung bereaksi atas tulisan yang dibuat Buehler itu. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi membantah adanya pembaran jasa lobbyist untuk mempertemukan Presiden Jokowi dengan Obama.

Atas bantahan dari Menlu RI itu, Buehler mengungkapkan hal tersebut justru membuat pertanyaan baru. (Baca: Menlu Bantah Pertemuan Jokowi Dengan Barack Obama Pakai Jasa Lobi )

"Kalau Indonesia sudah tegas membantah perusahaan lobi digunakan. Maka pertanyaannya siapa yang menggunakan Pareira international di Singapura? Karena yang perlu dipahami, kalau Anda masukkan dokumen ke Departemen Kehakiman di AS, dan dokumen itu salah atau buat pernyataan yang salah atau mencakup misrepresentasi, bisa dihukum lima tahun," papar Buehler.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

2 KRI yang Ikut Amankan WWF di Bali Punya Kemampuan Sistem Reverse Osmosis, Apa Itu?

Nasional
Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Menanti Penjelasan Polri-Kejagung soal Dugaan Densus 88 Buntuti Jampidsus

Nasional
Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Tanda Tanya Pembuntutan Jampidsus oleh Densus 88 dan Perlunya Kejagung-Polri Terbuka

Nasional
Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Sidang Praperadilan Sekjen DPR Indra Iskandar Lawan KPK Digelar Hari Ini

Nasional
KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

KPK Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

[POPULER NASIONAL] Tangis Puan di Rakernas PDI-P | Penjelasan TNI soal Kejagung Dijaga Personel Puspom

Nasional
Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Rakernas V PDI-P: Air Mata Puan, Tarik-ulur Mega, dan Absennya Prananda

Nasional
Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya 'Ratu Preman' Lho...

Megawati: Mungkin Tampangku Cantik, Pintar, Ratunya PDI-P, tapi Aku Ya "Ratu Preman" Lho...

Nasional
Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Nasional
Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Nasional
Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Nasional
Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak, dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com