Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Honing Sani Minta DKPP Pecat Bawaslu NTT

Kompas.com - 06/10/2015, 14:13 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI Perjuangan Honing Sani berharap, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu memecat Badan Pengawas Pemilu Provinsi Nusa Tenggara Timur. Ia menganggap, Bawaslu NTT telah melampaui wewenangnya dalam membalas surat DPD PDI Perjuangan.

"Saya minta DKPP memecat Bawaslu NTT, karena putusan Bawaslu itu bisa menyebabkan preseden buruk," kata Honing saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/10/2015).

Honing sebelumnya menggugat Bawaslu NTT ke DKPP atas surat yang diterbitkan pada 2 Mei 2014 lalu. Ia menggugat isi surat yang dianggap telah melampaui wewenang dan tugas Bawaslu.

Ada tiga poin yang terdapat pada isi surat itu. Pertama, Bawaslu NTT tidak dapat menindaklanjuti laporan adanya perbedaan jumlah suara yang sudah diplenokan di tingkat PPS, PPK, KPU kabupaten/kota dan KPU provinsi, ke tahap selanjutnya. Sebab, tidak ada keberatan baik dari saksi PDIP maupun pengawas pemilu kabupaten dan jajarannya saat pleno dilangsungkan.

Kedua, Bawaslu menyimpulkan bahwa perbedaan data jumlah suara terjadi antarcalon legislatif PDI-P pada daerah pemilihan yang sama.

Ketiga, bahwa atas fakta pada poin kedua, Bawaslu merekomendasikan untuk diselesaikan secara internal partai dan/atau mengajukan permohonan pembatalan penetapan hasil perhitungan perolehan suara kepada Mahkamah Konstitusi dengan izin partai.

"Pertama dia bilang kalau tidak bisa menindaklanjuti. Tapi di poin kedua dan ketiga dia bilang menyerahkan ke partai, ini kan melampaui wewenang. Bawaslu itu mitra kerjanya KPU, bukan partai. Jadi patut dicurigai ada persengkongkolan di sini," kata Honing.

Menurut dia, permintaannya agar DKPP memecat Bawaslu NTT cukup relevan. Sebab, dalam waktu dekat ada 269 daerah yang akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah serentak pada 9 Desember 2015 mendatang. Jika, Bawaslu dan Panwaslu tidak dapat bekerja secara profesional, dikhawatirkan akan membuat penyelenggaraan pilkada berjalan kurang baik.

"Kalau pengawas pemilu bekerja seperti ini, kurang memiliki kredibilitas itu berbahaya," ujarnya.

Lebih jauh, ia mengaku belum akan mempersoalkan soal status keanggotaannya yang telah dipecat PDI Perjuangan pada 21 September 2014 lalu. Ia mengatakan, jika DKPP mengabulkan gugatannya, ia akan menyusun strategi untuk mengambil langkah lebih jauh terkait statusnya di PDI Perjuangan.

Sebelumnya, DKPP menggelar sidang perdana gugatan Honing pada 28 September 2015 lalu. Honing menggugat Bawaslu Provinsi NTT terkait terbitnya surat balasan kepada DPD PDI Perjuangan yang menduga ia telah melakukan kecurangan saat Pemilu Legislatif 2014 lalu. Rencananya, DKPP akan memutuskan gugatan tersebut pada 9 Oktober 2015 mendatang,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com