"Wajar bilamana Pak SBY meminta kepada pemerintahan Jokowi untuk berkerja dan tidak mencari kesalahan orang," kata Marwan di sela-sela rapat pleno DPP Partai Demokrat di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (29/8/2015).
Marwan mengatakan, melambatnya pertumbuhan ekonomi saat ini begitu krusial dan terasa. Pada triwulan satu pemerintahan Jokowi-JK, pertumbuhan hanya mencapai 4,7 persen. Lalu di triwulan kedua, pertumbuhan menurun ke angka 4,67 persen.
"Bahkan BI dalam realese terbarunya menyatakan sampai akhir 2015 ekonomi hanya tumbuh 4.89 persen dari target APBN-P 2015 yaitu 5.7 persen," ucap Wakil Ketua Komisi XI DPR ini.
Marwan pun membandingkan pertumbuhan ekonomi saat ini dengan pertumbuhan ekonomi di era SBY yang menurut dia tumbuh secara memuaskan. "Pertumbuhan ini menjadi penting karena akan berpengaruh langsung pada kemiskinan dan pengganguran. Dan bukan tidak mungkin pertumbuhan ini akan lebih rendah dari prediksi BI jika pemerintah tidak bertindak cepat dan tepat," katanya.
Dia meyakini Jokowi masih mempunyai waktu untuk mengambil tindakan dan kebijakan yang efektif. Disisi lain, selaku kader, dia siap menjalankan intruksi yang disampaikan mantan Presiden ke-6 tersebut.
"Sesuai arahan ketua umum pada rapat pleno DPP PD tadi malam maka segenap jajaran partai demokrat pusat dan daerah wajib hukumnya memberikan dukungan dan masukan konstruktif bagi pemerintah," katanya.
Di sisi lain, dia juga meminta pemerintah Jokowi menjalankan sejumlah saran SBY seperti peningkatan konsumsi rumah tangga, mendorong investasi, mendorong ekspor dan mempercepat pembelajaan APBN secara efektif.
Saat memberikan pengarahan dalam rapat pleno pengurus pusat Partai Demokrat, di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (28/7/2015) malam, SBY meminta pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla berhenti menyalahkan berbagai pihak dalam menghadapi pelemahan ekonomi yang sedang terjadi saat ini.
"Stop blaming others (berhenti salahkan pihak lain)," kata SBY.
SBY pun membandingkan kondisi saat ini dengan masa awal kepemimpinannya dulu. Saat itu,kata dia, pemerintahannya juga menghadapi tantangan ekonomi yang sangat sulit. "Tapi kami tidak suka menyalahkan yang lain," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.