JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menyiapkan enam langkah dalam mengatasi dampak El Nino yang akan memperpanjang waktu musim kemarau hingga bulan November mendatang. Seluruh langkah penanggulangan itu diputuskan dalam rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jumat (31/7/2015).
Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo menjabarkan langkah antisipasi yang dilakukan, pertama yaitu pengalihan dana alokasi khusus pada APBN-P 2015 sebesar Rp 2 triliun untuk pembuatan embung-embung di daerah. Selain itu, pemerintah juga akan menyebar 20.000 sumur air dan sumur dangkal.
"Kedua, Bulog sedang buat kajian dengan sasaran bulan Oktober ini cadangan mencapai 2.5 juta ton," kata Indroyono dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jumat (31/7/2015).
Ketiga, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup juga akan melakukan water bombing dengan bekerja bersama dunia internasional. Water bombing dilakukan untuk memadamkan api yang mulai menyebar di kawasan hutan Indonesia.
"Lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya untuk menyediakan cold storage di daerah-daerah yang diperkirakan panen ikan di sepanjang pantai barat Sumatera, selatan Jawa, selatan Bali, NTT dan NTB," ucap Indroyono.
Kelima, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga menjamin waduk-waduk besar saat ini dalam kondisi normal. Kementerian ini juga siap mengerahkan 761 unit pompa air tanah dan pendistribusian air bersih.
Terakhir, pemerintah juga menggandeng TNI dalam memadamkan api di hutan-hutan. TNI nantinya akan menurunkan pesawat hercules dalam upaya water bombing dari udara. Diberitakan sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan gelombang panas El Nino diperkirakan menyerang wilayah Indonesia sampai November 2015.
Akibat El Nino, awal musim hujan 2015/2016 di beberapa wilayah mengalami kemunduran. Hingga saat ini, kekeringan semakin meluas, dan hampir merata di seluruh Nusantara. El Nino adalah sebuah gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sekitar ekuator khususnya di bagian tengah dan timur (sekitar pantai Peru).
Dalam kondisi iklim normal, suhu permukaan laut di sekitar Indonesia umumnya hangat sehingga penguapan mudah terjadi. Penguapan itu yang kemudian membantuk awan-awan hujan. Namun ketika fenomena El Nino terjadi, saat suhu permukaan laut di pasifik ekuator bagian tengah dan timur menghangat, justru perairan sekitar Indonesia umumnya mengalami penurunan suhu.
Akibatnya, terjadi perubahan pada peredaran masa udara yang berdampak pada berkurangnya pembentukan awan-awan hujan di Indonesia. Fenomena El Nino ini bisa menyebabkan kekeringan hingga kebakaran hutan. Namun, bagi nelayan, fenomena El Nino mendatangkan keuntungan karena akan mendapat ikan yang berlimpah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.