Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Pun Mengakui Pedasnya Kritik Harian "Kompas"

Kompas.com - 28/06/2015, 19:38 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam rangka memperingati ulang tahun ke-50 harian Kompas, Presiden Joko Widodo menyampaikan kesan dan pendapatnya terhadap pemberitaan Kompas selama ini.

Menurut Jokowi, Kompas bisa menjaga obyektivitasnya dalam memberitakan sesuatu. Namun, di sisi lain, Kompas juga kritis dalam menyikapi persoalan.

"Kompas obyektif, tetapi juga kritis. Kritisnya ada, tetapi obyektifnya juga ada. Ini yang memainkan peran seperti ini tidak mudah, ada yang kritik terus tetapi tidak memberikan solusi, tetapi Kompas enggak. Peran yang seperti itu yang berpuluh tahun 'dimainkan' Kompas, saya hargai itu," kata Jokowi dalam video yang diputar saat acara syukuran serta peluncuran buku ulang tahun ke-50 harian Kompas di Bentara Budaya Jakarta, Minggu (28/6/2015).

Dalam video tersebut, Jokowi tampak diwawancarai Pemimpin Redaksi KompasTV Rosiana Silalahi. Kepada Jokowi, Rosiana sempat menyinggung soal Kompas yang dinilai sebagian pihak terlalu membela Jokowi ketika masa kampanye pemilihan presiden.

Menjawab pertanyaan ini, Jokowi menampik anggapan itu. Ia menilai Kompas tetap obyektif dan tidak memihak kepadanya. Bahkan, Jokowi pun merasakan kritik pedas Kompas atas kebijakannya, misalnya saja ketika Jokowi disebut lamban dalam memutuskan kebijakan terkait kisruh KPK dengan kepolisian.

"Waktu KPK-Polri enggak cepat memutuskan, itu headline Kompas paling keras saya kira," ucap Jokowi seraya tertawa.

Jokowi juga memiliki kesan bahwa Kompas identik dengan sosok salah seorang pendirinya, Jakob Oetama. Ia menilai Jakob sebagai sosok yang ramah, rendah hati, tetapi juga pekerja keras.

Jakob dinilai mampu membawa Kompas melangkah sesuai dengan visinya, yakni amanat hati nurani rakyat. Kepala Negara juga sepakat dengan pemikiran Jakob dalam tulisannya yang menilai Indonesia akan lebih baik jika kekuatan di negara ini bersatu.

"Sangat sepakat, memang dengan negara sebesar ini, saya kira apa yang disampaikan Pak Jakob sangat betul. Apabila bersatu, visinya sama, akan memudahkan kita bersaing karena kompetisi sekarang sudah antar-negara. Pak Jakob betul," tutur dia.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengucapkan selamat kepada Kompas dan berharap harian ini bisa terus menjabat amanat hati nurani rakyat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com