Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal "Reshuffle" Kabinet, Pengamat Politik Pertanyakan Kinerja "Tuan Putri"

Kompas.com - 27/06/2015, 12:51 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kinerja para menteri di sektor ekonomi beberapa waktu terakhir terus dikritik. Para menteri yang mayoritas berasal dari kalangan profesional itu dianggap kurang cakap dalam membenahi persoalan ekonomi dan dinilai layak untuk diganti.

"Jangan sampai isu reshuffle di sektor ekonomi menjadi justifikasi partai untuk menyatakan profesional tidak bisa kerja sehingga harus diduduki politisi," kata pengamat politik dari Populi Center, Nico Harjanto, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (27/6/2015).

Menurut Nico, tidak sedikit menteri yang berasal dari partai politik tidak cakap saat bekerja. Ia menyebut Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani sebagai menteri yang patut dipertanyakan kinerjanya. [Baca: PAN Tantang Jokowi "Reshuffle" Kabinet]

"Lihat saja Menteri Hukum dan HAM kinerjanya apa? Lalu menteri PMK itu, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, kinerjanya apa? 'Tuan Putri' itu kinerjanya apa?" ujarnya.

Lebih jauh, ia juga mengkritik sikap Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah yang meminta jatah lima kursi menteri tambahan untuk PDI Perjuangan.

Menurut dia, pembagian kursi kabinet bukan persoalan bagi-bagi jabatan. "Ini bukan masalah jatah-jatahan, bukan saham. Kalau kerjanya enggak benar, buat apa dipertahankan?" ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com