Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Jangan Lupakan Tugas Mencari Kapolri Definitif

Kompas.com - 27/03/2015, 08:39 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi, mengkritik kinerja DPR RI karena tidak kunjung memulai proses uji kelayakan dan kepatutan Komjen (Pol) Badrodin Haiti sebagai calon kepala Polri. Menurut Kristiadi, kinerja DPR RI akan semakin buruk jika hanya sibuk mengurusi pengajuan hak angket untuk Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly.

"Mereka (DPR) tidak peduli lagi dengan pencarian kapolri definitif, mereka hanya memikirkan kepentingan partai," kata Kristiadi saat dihubungi, Jumat (27/3/2015) pagi.

Ia menilai sikap anggota DPR RI, khususnya Komisi III sebagai mitra kerja Polri, semakin mengecewakan karena terus mengulur waktu memulai uji kelayakan calon kapolri. Menurut dia, pencarian kapolri definitif lebih penting dibanding menyelesaikan kisruh partai politik.

"Mereka seperti sudah dangkal, melupakan bahwa mereka dipilih jutaan orang. Tugas penting dikalahkan oleh ambisi kekuasaan," ucapnya.

Badrodin ditunjuk sebagai calon tunggal kepala Polri oleh Presiden Joko Widodo untuk menggantikan Komjen Budi Gunawan. Pencalonan Budi dibatalkan karena Presiden menilai bahwa pencalonan itu telah menimbulkan perdebatan. Dengan pembatalan pencalonan Budi, Presiden ingin menciptakan ketenangan di masyarakat.

Sementara itu, DPR belum memulai proses uji kelayakan karena masih menunggu penjelasan Presiden yang mengganti Budi dengan Badrodin. Saat ini Presiden masih dalam tugas kenegaraan di Tiongkok dan belum ada penjelasan resmi kapan Presiden akan berkomunikasi dengan parlemen terkait pengajuan Badrodin sebagai calon Kapolri.

Di saat bersamaan, ratusan anggota DPR mengajukan penggunaan hak angket terhadap Menkumham. Hak angket digulirkan untuk menyelidiki motivasi Menkumham dalam menangani konflik internal PPP dan Golkar yang dianggap bermuatan politis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com