Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Bantah Lakukan Fitnah dan Pencemaran Nama Baik Polri

Kompas.com - 10/03/2015, 21:57 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Siti Noor Laila membantah tuduhan bahwa para komisioner telah melakukan pencemaran nama baik dan fitnah terhadap Polri. Polri melayangkan somasi terhadap Komnas HAM karena dianggap memfitnah dan mencemarkan nama baik terkait penyampaian hasil investigasi atas proses penangkapan Wakil Ketua KPK nonaktif Bambang Widjojanto yang dilakukan penyidik Bareskrim.

Laila mengatakan, apa yang dilakukan Komnas HAM sepenuhnya adalah tindak lanjut aduan masyarakat.

"Soal permintaan maaf, Komnas HAM merasa tidak ada pencemaran dan fitnah yang kami lakukan," ujar Laila, seusai bertemu dengan Wakil Kepala Polri Komjen Badrodin Haiti di Gedung Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (10/3/2015).

Laila menjelaskan, dalam kasus ini, Komnas HAM tidak pernah mengaitkan hasil penyelidikan dengan konteks Polri sebagai institusi. Menurut dia, Komnas HAM tidak dalam kapasitas untuk memberi penilaian terhadap individu yang ada di kepolisian.

Menurut Laila, Komnas HAM hanya menilai suatu peristiwa yang diadukan masyarakat, kemudian menyelidiki laporan tersebut, apakah memang terindikasi pelanggaran hak asasi manusia di dalamnya. Laila mengatakan, dalam somasi yang dikeluarkan Komnas HAM, penyidik Bareskrim Polri menganggap ada unsur fitnah yang disampaikan oleh Koalisi Masyarakat Sipil.

Selain itu, kata Laila, dalam somasinya, penyidik Bareskrim juga menilai Komnas HAM melakukan pencemaran nama baik saat menyampaikan hasil penyelidikan terkait dugaan pelanggaran HAM penangkapan Wakil Ketua nonaktif KPK Bambang Widjojanto di hadapan media.

Laila mengatakan, hasil proses kerja Komnas HAM memang harus disampaikan kepada publik. Meski demikian, Komnas HAM tetap memilah mana yang boleh atau tidak untuk dipublikasikan.

"Secara umum, tentu publik akan menanti hasil penyelidikan kami. Sama halnya ketika polisi selesai dalam penyelidikan kasus tertentu, publik akan minta penjelasan. Keterangan saksi mungkin tidak akan disampaikan secara detail, tetapi secara umum, itu akan disampaikan," kata Laila.

Dalam somasinya, penyidik Bareskrim Polri menilai tindakan Komnas HAM telah memenuhi unsur tindak pidana sebagaimana yang disebutkan pada Pasal 310 KUHP juncto 311 KUHP tentang Penghinaan dan Pasal 27 juncto Pasal 45 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Penyidik meminta Komnas HAM segera membatalkan dan menarik kembali pernyataan yang disampaikan ke media masa sekaligus meminta maaf secara terbuka di segala jenis media masa. Jika Komnas HAM tidak melaksanakannya, penyidik akan mengambil langkah hukum baik pidana atau perdata terhadap komisioner Komnas HAM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

Nasional
Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Nasional
Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Nasional
Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Nasional
Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Nasional
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandang Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandang Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Nasional
Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku bagi Mahasiswa Baru

Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku bagi Mahasiswa Baru

Nasional
Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Nasional
Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Nasional
Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Nasional
Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com