BOGOR, KOMPAS.com - Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As'ad Said Ali menyatakan kesanggupannya menjadi Kepala BIN yang baru. As'ad yang kini menjadi Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu pun menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Joko Widodo dalam menunjuk pucuk pimpinan BIN.
"Orang NU harus siap. Diminta presiden wajib hukumnya menjalankan. Kalo minta ya enggaklah, kami nggak mau ganggu-ganggu presiden," ujar As'ad usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo bersama rombongan pimpinan PBNU di Istana Bogor, Kamis (26/2/2015).
Meski menyatakan siap, As'ad mengatakan pertemuannya dengan Presiden Jokowi sama sekali tidak membahas bursa kepala BIN. Dia menuturkan pertemuan itu lebih membahas peran PBNU yang diharapkan pemerintah dalam menangkal radikalisme yang terjadi.
"Saya enggak mau ngomong lah. Ini urusan NU bukan urusan ini," ucap As'ad.
Nama As'ad sebenarnya bukan kali ini saja dikabarkan menjadi calon Kepala BIN. Pria yang memulai karir di dunia intelijen sejak tahun 1974 itu sempat mencuat namanya saat Presiden Jokowi melakukan seleksi menteri. Saat itu, As'ad hadir menjadi tamu spesial Jokwoi bersama calon menteri lain pada 24 Oktober silam.
Ketika itu, As'ad juga mengaku kepada wartawan diajak berbincang dengan Presiden Jokowi tentang Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, pendidikan, dan konflik antar agama. Namun, saat itu pria yang menjadi pimpinan BIN di era Presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri itu membantah ada pembicaraan soal intelijen negara.
Setelah namanya tak disebut dalam pengumuman menteri, muncul kabar bahwa As'ad diproyeksikan menjadi calon Kepala BIN. Pada Desember 2014 lalu, dukungan pun mengalir dari PBNU hingga Partai Kebangkitan Bangsa untuk menjadikan pria yang lama bertugas di Timur Tengah itu sebagai orang nomor satu di BIN.
As'ad juga tidak mau berbicara banyak soal saran yang bisa diberikan kepada presiden dalam memilih Kepala BIN ke depan. "Beliau kan sdh menerpong semua, terserah beliau saja," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.