Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dari Tim Penemu Serpihan Pesawat AirAsia QZ8501

Kompas.com - 31/12/2014, 12:32 WIB


KOMPAS.com
- Hari Selasa (30/12/2014) menjadi hari ini yang sibuk, tidak hanya bagi awak media yang menyajikan informasi seputar pencarian pesawat AirAsia QZ8501, tetapi tentu juga menjadi hari yang lelah bagi para tim pencarian.

Tetapi seakan lelah terbayar dengan penemuan pertama kali serpihan Pesawat AirAsia QZ8501 setelah 3 hari pencarian. Adalah tim TNI AU dari pangkalan Halim Perdanakusuma yang menemukan serpihan pertama yang diyakini bagian pesawat yang hilang.

Tim pencari dari TNI AU Lanud Halim Perdanakusuma mengungkapkan proses pencarian tersebut dalam wawancara eksklusif di KompasTV, Selasa malam. 

Mereka terdiri dari 9 orang kru yang menggunakan pesawat CN 295. Dua di antaranya, Mayor Penerbang Akal Juang dan Kapten Penerbang Ammad.

"Pertama kali kami menemukan benda mencurigakan di laut tersebut kami langsung yakin itu bagian dari pesawat," ujar Kapten Penerbang Ammad.

Kapten Ammad mengungkapkan, ia menjadi pilot yang menerbangkan pesawat CN 295. Di dalam pesawat ada Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I (Pangkoops AU I), Marsekal Muda Agus Dwi Putranto.

Kala itu, kata Ammad, Marsda Agus yang melihat pertama kali serpihan mencurigakan. "Dan beliau langsung yakin dengan insting panglimanya," ujar kapten Ammad.

Produk dalam negeri

Ada kebanggaan tersendiri dalam penemuan yang tergolong cepat. Mayor Penerbang Akal Juang, menuturkan, ini merupakan kebanggaan untuk bangsa Indonesia. Karena penemuan ini justru dilakukan menggunakan pesawat buatan PTDI, CN 295, dan ditemukan oleh kemampuan anak bangsa sendiri.

"Penemuan ini menambah kepercayaan diri kami sebagai prajurit yang masuk ke dalam tim yang ikut membantu kerja Badan SAR Nasional." kata Mayor Akal Juang.

Saat disinggung oleh Aiman Witjaksono dari KompasTV, soal pujian yang diberikan oleh media asing Wall Street Journal, Mayor Akal Juang mengatakan, "Ini menunjukkan kemampuan prajurit bangsa Indonesia untuk bertanggung jawab terhadap wilayahnya sendiri."

"Penemuan ini menunjukkan bahwa bangsa kita mampu melakukan tugas-tugas yang menjadi bagian dari penyelamatan di wilayah sendiri," ujar Mayor Akal Juang.

Menantang bahaya

Selama 3 hari masa pencarian, para prajurit dari Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta ini mengaku memang memiliki waktu istirahat yang lebih sedikit. Salah satunya, Lettu Penerbang Suma yang harus melakukan pengintaian dari udara sejak pukul 07.00 dan baru mendarat pukul 19.00 di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Setelah mendarat, tentu tidak langsung beristirahat. Para prajurit ini harus mengatur strategi untuk melanjutkan pencarian keesokan harinya. Hingga tidurpun terkadang larut malam, dan sebelum subuh mereka harus kembali mempersiapkan pesawat untuk kembali terbang melakukan pencarian. Belum lagi soal bahaya yang mengintai.

"Dalam pengintaian, kami harus turun hingga 500 feet (sekitar 150 meter dari permukaan laut), dan kondisi cuaca di lokasi di atas perairan dekat Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, sangat memungkinkan untuk terjadinya turbulensi terhadap pesawat yang kami kendalikan," ungkap Kapten Ammad.

Meski demikian, semua itu seolah tak terasa karena mereka mengemban tugas dari pimpinan untuk menemukan pesawat hingga bisa memastikan kepada keluarga penumpang dan awak pesawat, bahwa pesawatnya telah ditemukan. Belum misi pengangkatan korban yang masih harus dilakukan.

Doa kita semua agar, seluruh penumpang dan awak dapat segera ditemukan dan penyebab jatuhnya pesawat dapat diketahui.(KompasTV/Aiman Witjaksono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com