Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersengketa, Polisi Diminta Pasang Garis Polisi di Proyek Panas Bumi Dieng dan Patuha

Kompas.com - 29/12/2014, 20:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Pengacara PT Bumi Gas Energy, Bambang Siswanto Simamora, berharap penyidik Mabes Polri segera memasang garis polisi pada Pembangunan Pembangkit Listrik Panas Bumi di Patuha dan Dieng.

Pasalnya, lokasi proyek di Patuha Unit 1, Jawa Barat itu hingga saat ini yang masih berproses pidana.

"Saat dilakukan olah TKP pada 28 Agustus 2014 lalu, di Patuha ternyata disana sudah dilakukan pekerjaan di titik kontrak yang masih bersengketa. Kami minta segera di police line," tegas Bambang, Senin (29/12/2014).

Bambang melanjutkan, pada 1 Oktober 2014 lalu pihak PT Geo Dipa sudah melakukan penjualan listrik, padahal hingga saat ini masih bersengketa.

"Kami minta dari Bareskrim segera melakukan police line pada objek kontrak yang telah disepakati PT Bumi dan PT Geo Dipa pada Februari 2005," terangnya.

Termasuk Bambang juga menyayangkan ketika masih bersengketa PT Geo Dipa melakukan retender dengan pihak perusahaan lain.

Bambang pun berharap agar mantan Direktur Utama PT Geo Dipa Energy, Samsudin Warsa yang juga tersangka penipuan proses tender proyek pembangunan pembangkit listrik panas bumi di Patuha, Jawa Barat, dan Dieng (Jawa Tengah) senilai Rp 4,5 triliun itu segera ditahan.

"Kami harap Syamsudin, segera ditahan, selain itu juga penyidik harus memeriksakan seluruh pemegang saham PT Geo Dipa Energy ET," tambah Bambang.

Berhalangan hadir karena syok

Seharusnya Samsudin diperiksa hari ini, Senin (29/12/2014) namun Pengacara Samsudin, Imam Haryanto mengatakan kliennya berhalangan hadir karena sakit dan meminta pemeriksaan diundur.

"Klien saya sangat kooperatif. Sekarang tidak datang karena sedang sakit di Bandung, stres dan syok juga. Karena dia orang baik-baik dijadikan tersangka jadi kaget, keluarga juga kaget," ungkap Imam.

Di tempat terpisah, Kanit Pidum Bareskrim Polri, AKBP Ari Darmanto saat dikonfirmasi membenarkan Samsudin tidak hadir karena sakit.

"Tadi pengacara datang mengatakan kliennya (Samsudin) tidak bisa hadir karena sakit, dan ada surat sakitnya juga dari Bandung," ucap Ari di Mabes Polri.

Ari melanjutkan dalam surat tersebut, Samsudin butuh waktu istirahat hingga enam hari kedepan. Nantinya setelah itu, penyidik akan koordinasi kembali dengan kuasa hukum Samsudin.

"Nanti setelah enam hari koordinasi lagi, bagaimana keadaanya apakah sudah bisa diperiksa," terang Ari.

Sebelumnya, saat pemeriksaan pertama pada Kamis (18/12/2014) lalu, Samsudin juga tidak bisa hadir karena tengah berada diluar kota

Dan ia berjanji akan datang menemui penyidik pada 29 Desember 2014, untuk diperiksa sebagai tersangka. Tapi hari ini, 29 Desember 2014, Samsudin tidak hadir karena sakit.

Untuk diketahui, Bumigas Energy melaporkan mantan Direktur Utama PT Geo Dipa Energy ET, Samsudin Warsa ke Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri. (Baca: Polri Tetapkan Dirut PT Geo Dipa Energy Tersangka Korupsi Proyek Panas Bumi)

Laporan tersebut terkait dugaan penipuan proses tender proyek pembangunan pembangkit listrik panas bumi di Patuha, Jawa Barat, dan Dieng (Jawa Tengah) senilai Rp4,5 triliun.

Laporan PT Bumi Gas tertuang dalam Laporan Polisi Nomor: TBL/454/XI/2012/Bareksrim. Mantan PT Geo Dipa Energy ET Samsudin Warsa sebagai terlapor dituduh telah melakukan pelanggaran Pasal 378 KUHP tentang penipuan. (Theresia Felisiani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com