Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Tolak Perppu Pilkada gara-gara Demokrat Tak Konsisten

Kompas.com - 06/12/2014, 10:50 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sikap Partai Golkar yang berbalik menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wakil Kota dianggap sama dengan inkonsistensi Partai Demokrat dalam mendukung pemilihan kepala daerah secara langsung.

"Salah Demokrat sendiri yang enggak konsisten sama pilkada langsung," kata Direktur Populi Center Nico Harjanto dalam diskusi yang digelar oleh Smart FM di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (6/12/2014).

Nico menjelaskan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebenarnya tidak perlu mengeluarkan perppu tenang pilkada jika Fraksi Demokrat di DPR terus berkomitmen memperjuangkan pilkada langsung. Akan tetapi, yang terjadi justru sebaliknya. Fraksi Demokrat memilih walk out saat pengesahan RUU Pilkada di sidang paripurna DPR.

Karena insiden walk out itu, kata Nico, Presiden SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat terpaksa mengeluarkan perppu tentang pilkada untuk memberika legacy yang positif di ujung masa pemerintahannya.

Meski demikian, Nico menilai perppu tersebut keluar tanpa ada perhitungan politik yang matang. Ia menengarai penerbitan perppu itu hanya untuk mendongkrak citra Demokrat setelah perolehan suara di Pemilu Legislatif 2014 tidak memuaskan.

"Saat pembahasan genting di DPR, Demokrat malah walk out dan Pak SBY mengeluarkan perppu dengan kalkulasi politik yang sempit," ujarnya.

Seperti diketahui, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menyerukan agar Golkar menolak perppu pilkada. Seruan Aburizal itu disambut oleh keputusan Musyawarah Nasional IX Partai Golkar yang memutuskan supaya Golkar memperjuangkan pilkada melalui DPRD.

Atas sikap Golkar itu, SBY menyatakan kekecewaannya. Ia menuding Golkar ingkar janji pada kesepakatan yang telah dibuat bersama Koalisi Merah Putih terkait perppu pilkada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com