Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi "Ngenes" Lihat Nelayan Miskin, tetapi Pukat Harimau Negara Asing Merampok

Kompas.com - 03/12/2014, 15:53 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku prihatin dengan kondisi kampung nelayan di Tambak Lorok, Semarang, Jawa Tengah. Jokowi sempat blusukan ke kampung nelayan terluas di Semarang tersebut pada Rabu (3/12/2014).

"Terus terang hati saya ngenes melihat kampung ini, timbul dalam pikiran saya, 'Kenapa nelayan kita tidak menguasai permodalan? Tidak menjadi 'majikan' atas lautan negaranya sendiri?  Padahal lautan kita luas, ikan-ikan di lautan kita amat banyak'," kata Jokowi dalam akun Facebook-nya, Ir H Joko Widodo, Rabu.

Jokowi mengatakan, dampak pencurian ikan di perairan Indonesia sangat luas, salah satunya para nelayan menjadi miskin. Ia lalu menyinggung pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kepadanya bahwa nelayan melihat pukat harimau milik warga negara asing yang seenaknya menangkap ikan.

"Jelas Bu Susi marah, nasionalisme-nya terbakar, rasa cinta-nya pada rakyat membuat ia marah 'Kenapa nelayan kita miskin, sementara lautan kita dirampok habis-habisan'," kata Presiden.

"Kita harus bertindak dan saya sebagai Presiden yang juga Panglima Tertinggi TNI sudah perintahkan jajaran keamanan "amankan...amankan, sekali lagi...amankan lautan kita dari kapal-kapal penjarah ikan negara asing. Ini langkah pertama kita membereskan mafia maling ikan di lautan kita," tambah Jokowi.

Presiden lalu mengutip data Badan Pemeriksa Keuangan soal adanya kerugian Rp 300 triliun dalam sektor perikanan. Ada sekitar 5.400 kapal yang melakukan pencurian ikan.

"Ini bukan angka main-main, kalau kita bisa mengamankan Rp 300 triliun, berapa banyak aliran modal masuk ke negara dan menyejahterakan nelayan bangsa sendiri? Berapa banyak koperasi-koperasi nelayan bisa dihidupkan, digairahkan aliran kas-nya, berapa banyak industri-industri perikanan dan turunannya bisa terbangun? Berapa banyak kemudian puskemas-puskesmas bisa dibangun, sekolah-sekolah dibangun, pusat-pusat kebudayaan di pesisir bisa dikembangkan? Rumah-rumah ibadah bisa dibangun?" kata Jokowi.

"Saya tidak ingin melihat nelayan-nelayan bangsa Indonesia miskin, bengong melihat kapal pukat harimau negara asing merampok lautan bangsa kita, kita harus ubah itu," tambahnya.

Sebagai Presiden RI dan Panglima Tertinggi TNI, Presiden lalu memerintahkan kepada jajaran terkait, "Amankan lautan kita dari aksi penjarahan ilegal, perkuat struktur aliran permodalan ke nelayan-nelayan sehingga mereka mudah mendapatkan akses untuk melaut dan membawa hasilnya, bangun infrasturuktur-infrastruktur baru di kampung-kampung nelayan, ini tugas konstitusi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Tiga Menteri Koordinasi untuk Tindak Gim Daring Mengandung Kekerasan

Nasional
Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Gugat KPK, Indra Iskandar Persoalkan Status Tersangka Korupsi Pengadaan Kelengkapan Rumah Jabatan DPR

Nasional
Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Momen Presiden Jokowi Jamu Santap Malam dengan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK

Nasional
Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Sudah Diingatkan Malu kalau Kalah, Anies Tetap Pertimbangkan Serius Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Kejanggalan Kematian Prajurit Marinir Lettu Eko Ketika Bertugas di Papua...

Nasional
Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Gugatan Praperadilan Sekjen DPR Lawan KPK Digelar 27 Mei 2024

Nasional
Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Penambahan Jumlah Kementerian dan Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Saat Anies 'Dipalak' Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Saat Anies "Dipalak" Bocil yang Minta Lapangan Bola di Muara Baru...

Nasional
Anies Kini Blak-blakan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Anies Kini Blak-blakan Serius Maju Pilkada Jakarta, Siapa Mau Dukung?

Nasional
Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Persoalkan Penetapan Tersangka, Gus Muhdlor Kembali Gugat KPK

Nasional
Kepada Warga Jakarta, Anies: Rindu Saya, Enggak? Saya Juga Kangen, Pengin Balik ke Sini...

Kepada Warga Jakarta, Anies: Rindu Saya, Enggak? Saya Juga Kangen, Pengin Balik ke Sini...

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

[POPULER NASIONAL] Jokowi Titip 4 Nama ke Kabinet Prabowo | Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com