Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KontraS Berharap Jokowi Usut Kasus HAM Melalui Komite Kepresidenan

Kompas.com - 11/11/2014, 21:31 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) berharap Presiden Joko Widodo dapat menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Indonesia. Salah satunya, KontraS berharap Jokowi dapat membentuk komite kepresidenan.

"Kalau Jokowi serius mau perubahan, ya inilah waktunya menyelesaikan kasus pelanggaan HAM berat. Komite kepresidenan punya ruang yang kuat untuk selesaikan beban sejarah," ujar peneliti KontraS, Indria Fernida, dalam peluncuran komik Mereka Bunuh Munir, di Kantor KontraS, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2014).

Menurut Indri, komite kepresidenan pernah diusulkan untuk dibentuk pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, hingga kini, komite tersebut belum juga terbentuk. Komite kepresidenan, menurut Indri, merupakan langkah komprehensif dalam penyelesaian kasus HAM.

Meskipun demikian, penyelesaian tidak hanya melalui jalan pengadilan, tetapi juga bentuk pengakuan dan permintaan maaf dari negara. Selain itu, komite tersebut diharapkan dapat mengefektifkan pengungkapan berbagai kasus HAM. Misalnya, kasus kematian aktivis HAM Munir, kasus penculikan aktivis tahun 1998, serta kasus Talang Sari, Lampung, pada tahun 1989.

Indri mengatakan, komite tersebut diharapkan akan mendorong institusi negara, seperti Kejaksaan Agung, untuk membuat pengadilan khusus pelanggaran HAM. Komite juga diharapkan memberikan pemulihan nama baik dan memberikan kompensasi bagi korban pelanggaran HAM.

"Ini tantangan pemerintahan Jokowi. Kita punya beban masa lalu yang berat," kata Indri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com