Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selidiki Penembakan di Rumah Amien Rais, Polri Turunkan Densus 88

Kompas.com - 10/11/2014, 18:01 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan, kepolisian telah menurunkan tim Densus 88 Antiteror Polri untuk melakukan penyelidikan terkait penembakan mobil di rumah Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional Amien Rais, di Jalan Pandean Sari, Condong Catur, Sleman, pada Kamis (6/11/2014) dini hari.

Hal tersebut dilakukan karena dalam kasus penembakan di rumah Amien berkaitan dengan penggunaan senjata api. "Untuk kasus yang bernuansa teror bisa dibantu oleh Densus 88 AT (Antiteror) dengan pengalaman yang sangat banyak," ujar Ronny melalui pesan singkat, Senin (10/11/2014).

Ronny mengatakan, intuisi penyidik tindak pidana yang sudah memiliki pengalaman untuk mengungkap beberapa kasus kejahatan dengan modus operandi tertentu, seperti Densus 88, biasanya dapat menelaah hasil pengolahan tempat kejadian dan bukti jejak yang ditemukan, termasuk terkait dengan kesaksian dari beberapa orang yang mengetahui di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

Terkait jumlah anggota dan berapa lama tim Densus 88 melaksanakan tugas di Yogyakarta, Ronny enggan menjawab. Menurut dia, hal tersebut menyangkut keamanan tim Densus 88 yang sedang bertugas.

"Yang jelas, perhatian Kapolri sangat intens untuk mengungkap kasus ini. Semua upaya yang bisa maksimal dikerahkan untuk mengungkap kasus tersebut sehingga memberikan efek jera bagi pelaku dan memberikan rasa nyaman dan tenteram bagi Pak Amien Rais dan keluarga, juga masyarakat sekitar kediaman beliaunya," ucap Ronny.

Selain Densus 88, Polri juga menurunkan tim dari penyidik Polda Metro Jaya, Badan Reserse Kriminal, dan Inafis, untuk diminta bantuan. Hal tersebut, kata Ronny, diharapkan dapat memberikan bantuan kepada para penyidik di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk mengungkap kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com