Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara untuk Munir dari Canberra untuk Jokowi

Kompas.com - 26/08/2014, 15:34 WIB


CANBERRA, KOMPAS.com
- Perhimpunan Pelajar Indonesia Australia (PPIA) mendesak Presiden RI, Susilo Bambang-Yudhoyono, dan presiden terpilih, Joko Widodo, untuk menuntaskan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib. Mereka menganggap, pemerintahan Presiden Yudhoyono gagal mengungkap dalang pembunuhan yang terjadi 10 tahun lalu.

“Pada 7 September 2004, Munir diracun dalam perjalanan ke Belanda untuk studi pasca-sarjana, menjadi pelajar diaspora seperti kami," kata Presiden PPIA Australian Capital Territory (ACT), Shohib Essir, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa, 26 Agustus 2014.

Menurut Shohib, terpilihnya Joko Widodo menumbuhkan harapan baru akan dilanjutkannya pengungkapan kasus Munir.

Harapan yang sama dikemukakan Awidya Santikajaya, ketua "Indonesia Synergy", forum mahasiswa pasca-sarjana berbasis di Canberra.

“Mengapa sudah 10 tahun Negara hanya adili pelaku lapangan? Ini sebuah kejanggalan. Kita harus mengingatkan Jokowi agar kasus Munir tidak terabaikan,” kata Awidya.

Untuk mengenang 10 tahun kematian Munir dan 10 tahun perjuangan pengungkapan kasus itu, "PPIA Canberra" dan "Indonesia Synergy" menggelar serangkaian acara. Kedua organisasi mahasiswa itu menyerukan tiga langkah praktis kepada publik media sosial:

1) menandatangani petisi yang dibuat Suciwati di situs Change.org/Munir

2) mengajak pengguna media sosial memakai gambar Munir dengan seruan #IndonesiaMenolakLupa, dan

3) mendesak pemimpin negara menuntaskan kasus Munir.

PPIA juga menggelar lomba karya sastra berjudul “Munir, Jokowi, dan Masa Depan Indonesia” di Canberra, ibukota Australia. 

Selain itu, organisasi ini juga menggelar diskusi publik berjudul “Indonesia's Unfinished Agenda: The Unsolved Murder of Munir Said Thalib” pada 2 September 2014 di Australian National University. Diskusi ini akan menghadirkan pakar politik Indonesia dari Australian National University, Marcus Mietzner dan profesor reformasi hukum dan keadilan Simon Rice. Diskusi ini juga akan diisi oleh paparan mantan sekretaris Tim Pencari Fakta Kasus Munir, Usman Hamid.

Acara lain yang akan digelar adalah lomba menulis puisi, gurindam dan pantun bertema “Sastra Menolak Lupa." Lomba puisi terbuka bagi siapa saja di mana saja. Sebuah film dokumenter berjudul “His Story” garapan Steve Pillar dan Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM) juga akan diputar di rangkaian kegiatan ini.

Selain kasus Munir, mereka juga mendesak Jokowi sebagai pemimpin baru Negara untuk tuntaskan kasus Marsinah, Wiji Tukul, 1965, Priok, Talangsari, Trisakti, Semanggi, Aceh, hingga Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com