"Karena sudah terlibat dalam penyelenggaraan pilpres dan menyebabkan kebingungan dan keresahan di masyarakat, seluruh lembaga survei harus segera membuka tentang asal-usul dana yang digunakan untuk survei dan metodologinya," ujar Ketua KIP Abdulhamid Dipopramono dalam keterangan persnya di Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta Pusat, Kamis (10/7/2014).
Dia mengatakan, lembaga survei harus terbuka soal metodologi penelitiannya, termasuk soal jumlah sampel, lokasi pengambilan sampel, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis. Keterbukaan lembaga survei soal penelitiannya itu, menurut Abdulhamid, dilakukan agar publik dapat menilai kredibilitas dan netralitas setiap lembaga survei.
Sebelumnya, hasil hitung cepat sejumlah lembaga menunjukkan pasangan Jokowi-JK unggul. Namun, ada juga beberapa lembaga yang menyebut pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul. Abdulhamid menuturkan, perbedaan hasil hitung cepat itu menyebabkan ketegangan antar-pasangan capres-cawapres dan para pendukungnya.
Setelah pemungutan suara pada Rabu (9/7/2014) kemarin, KPU tengah melakukan rekapitulasi perolehan suara secara berjenjang, mulai dari tingkat desa/kelurahan yang dilakukan oleh Panitia Pemungutan Suara (PPS) mulai hari ini hingga Sabtu (12/7/2014). Selanjutnya, rekapitulasi di tingkat kecamatan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) pada 13-15 Juli, di tingkat kabupaten/kota oleh KPU setempat pada 16-17 Juli, dan di KPU provinsi pada 18-19 Juli. Adapun tahapan terakhir rekapitulasi penghitungan perolehan suara di tingkat nasional oleh KPU selama tiga hari pada 20-22 Juli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.