Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ryamizard Sebut TV One "Mancing-mancing" soal PKI

Kompas.com - 04/07/2014, 13:29 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu menilai bahwa siaran TV One yang menyebutkan PDI Perjuangan dekat dengan faham komunisme bisa memancing perseteruan.

"Enggak usahlah mancing-mancing begitu lagi, tidak setuju saya," kata Ryamizard setelah menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Hotel Kartika Candra, Jakarta Selatan, pada Jumat (4/7/2014).

Ryamizard menegaskan, Indonesia telah lama terbebas dari partai komunis. Jika ada satu atau dua orang dari rakyat Indonesia yang masih mengaku PKI, dia menganggap bahwa mereka sudah tidak laku lagi pada era saat ini.

"Pasti itu sudah kakek nenek, biarkan sajalah. Jangan mereka dibawa-bawa lagi. Putus saja," kata dia.

Ryamizard berpendapat bahwa berita tersebut sangat menyudutkan calon presiden dan calon wakil presiden yang didukung oleh PDI Perjuangan, Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Baik Jokowi-JK maupun Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, kata Ryamizard, merupakan hasil filter kepemimpinan dari kekuatan politik yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu, keempatnya adalah capres-cawapres pilihan rakyat Indonesia.

"Jangan sudah sampai di ujung, empat orang begini, dibilang inilah, itulah, itu sudah pilihan rakyat. Jangan sampai dikampanyekan jelek," lanjut Ryamizard.

PDI Perjuangan berang terhadap TV One karena memberitakan kader Partai Komunis Indonesia dalam PDI Perjuangan. Dalam program Kabar Pemilu, stasiun televisi milik keluarga Bakrie itu menyinggung soal kedekatan PDI Perjuangan dengan Partai Komunis Tiongkok. Selain itu, TV One juga membuat sebuah talkshow yang dihadiri mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto Soemantri. Dalam talkshow itu, mantan Kepala Staf Komando Daerah Militer Jaya/Jayakarta tersebut menyebut adanya ancaman dari PDI-P dengan sejumlah indikasi komunisme. Namun, tidak ada pengurus PDI-P yang diwawancarai terkait dengan isu ini.

Atas pemberitaan itu, massa Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) yang terafiliasi dengan PDI-P marah besar. Mereka mendatangi kantor TV One di Yogyakarta dan Pulogadung, Jakarta Timur, pada Kamis (3/7/2014) dini hari. Ketua MPR sekaligus politisi senior PDI-P, Sidarto Danusubroto, menyebutkan, pemberitaan TV One tersebut merupakan serangan yang sangat brutal. Pemberitaan tersebut dianggap provokasi yang dapat menciptakan suasana tidak kondusif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com