Mahfudz mengatakan, kedua cawapres mengangkat perspektif yang berbeda terkait isu pendidikan. Hatta, menurut Mahfudz, mempertegas politik konstitusi yang sudah digariskan pada pemerintah yakni memenuhi hak warga negara untuk mendapatkan pendidikan. "Tak ada pembedaan antara kaya dan miskin," katanya.
Sementara JK lebih mengedepankan politik ekonomi dengan berbicara tentang subsidi silang dan pendekatan ekonomis untuk pendidikan. "Yang dilupakan JK ini adalah mandatory yang sudah ditetapkan konstitusi," ungkapnya.
Selain itu, Mahfudz menyambut baik rencana yang dikemukakan Hatta terkait anggaran Rp 10 triliun untuk riset. Dengan anggaran riset saat ini yang hanya Rp 600 miliar di tujuh lembaga, menurut Mahfudz, tidak memenuhi kebutuhan riset negara. "Dia mendorong riset tidak bertumpu pada pemerintah tapi di bisnis dan universitas juga. Riset itu terbangun di segitiga ini, pemerintah, bisnis dan universitas. Ini akan terjadi lompatan luar biasa. Anggaran demikian sangat memadai," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.