Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Menurut DKP, Prabowo Tidak Melanggar HAM"

Kompas.com - 23/06/2014, 17:16 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Letjen TNI (Purn) Johanes Suryo Prabowo mempertanyakan keabsahan Dewan Kehormatan Perwira karena tidak sesuai dengan sistem TNI. Meski begitu, ia senang karena pada DKP, calon presiden Prabowo Subianto dinyatakan tidak terlibat pelanggaran HAM.

"Di atas dan bawah surat DKP, dinyatakan rahasia. Namun, pada penomorannya tidak ada 'R'-nya. Saya tidak tahu apakah memang tidak rahasia, atau mungkin tidak melalui sistem TNI," ujar Suryo pada Forum Eksaminasi Publik terhadap Keputusan DKP di Hotel Intercontinental, Jakarta Pusat, Senin (23/6/2014).

Menurut Suryo, dalam surat militer, jika surat itu rahasia, maka harus ada huruf "R" dalam penomoran surat. Misalnya, keputusan (Skep/02/R). Suryo juga mempertanyakan bagaimana proses DKP dilakukan.

Suryo mengatakan, ia mendapat masukan bahwa Skep DKP diperuntukkan bagi perwira menengah. Saat itu belum ada DKP untuk perwira tinggi. Dengan demikian, DKP harus dibuat berdasarkan keputusan presiden.

Meski sistemnya tidak sesuai, Suryo mengaku senang terhadap isi DKP. "Saya senang, saya tahu DKP diputuskan Prabowo Subianto tidak melakukan pelanggaran HAM, karena di situ (DKP), (Prabowo) memerintahkan penangkapan dan penahanan bukan penculikan," ujar Suryo.

Suryo menambahkan, saat DKP berjalan, ada Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Anggotanya semua LSM HAM, komunitas hukum di pemerintahan. Pada Oktober 1998, 11 anggota Tim Mawar disidang oleh pengadilan militer. Di sidang tersebut tidak ditemukan keterkaitan penculikan dengan Prabowo. Kemudian, pada Desember 1998, diputuskan tidak ada keterkaitan Prabowo dengan semua tuduhan itu.

"Tapi, November sudah keluar surat pemberhentian untuk Prabowo. Lalu Prabowo diberhentikan administrasi karena apa?" imbuh Suryo. Apalagi, menurut Johanes, korban penangkapan sekarang sudah bebas. Aktivis yang hilang sama sekali tidak tersangkut dengan Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh, Pemerintah RI Ucapkan Keprihatian

Nasional
Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Mulai Safari Kebangsaan, Tiga Pimpinan MPR Temui Try Sutrisno

Nasional
Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Memulihkan Demokrasi yang Sakit

Nasional
Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Jokowi Wanti-wanti Kekurangan Air Perlambat Pertumbuhan Ekonomi hingga 6 Persen

Nasional
Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Keberhasilan Pertamina Kelola Blok Migas Raksasa, Simbol Kebangkitan untuk Kedaulatan Energi Nasional

Nasional
Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Momen Jokowi Sambut para Pemimpin Delegasi di KTT World Water Forum

Nasional
Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Buka WWF Ke-10 di Bali, Jokowi Singgung 500 Juta Petani Kecil Rentan Kekeringan

Nasional
Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Klarifikasi Harta, KPK Panggil Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta

Nasional
Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

Nasional
Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Presiden Joko Widodo Perkenalkan Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Hadapan Tamu Internasional WWF Ke-10

Nasional
Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Hadiri Makan Malam WWF Ke-10, Puan Disambut Hangat Jokowi sebagai Penyelenggara

Nasional
Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Harkitnas 2024, Jokowi: Mari Bersama Bangkitkan Nasionalisme

Nasional
Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Revisi UU Penyiaran: Demokrasi di Ujung Tanduk

Nasional
Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas 'Montblanc' Isi Uang Tunai dan Sepeda 'Yeti'

Gugat KPK, Sekjen DPR Protes Penyitaan Tas "Montblanc" Isi Uang Tunai dan Sepeda "Yeti"

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Bongkar Dugaan Pemerasan SYL, KPK Hadirkan Dirjen Perkebunan Kementan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com