Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Tim Pemenangan Prabowo Soal Ide Naikkan Gaji Pejabat

Kompas.com - 11/06/2014, 20:27 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ide calon presiden Prabowo Subianto untuk menaikkan gaji pejabat negara guna memberantas korupsi dinilai tidak tepat oleh beberapa pihak karena dianggap tidak akan dapat memberantas korupsi secara signifikan.

Pendapat tersebut mendapat tanggapan tim pemenangan Prabowo-Hatta. Ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta, Mahfud MD. Ia mengatakan ide tersebut sebagai salah satu konsep Prabowo-Hatta untuk memberantas korupsi.

"Jadi korupsinya dihilangkan, gaji pejabat dinaikkan," ujar Mahfud, di markas tim pemenangan Prabowo-Hatta, di Rumah Polonia, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Rabu (11/6/2014).

Menurut Mahfud, setiap pemerintah memiliki program untuk menaikkan gaji pejabat. Untuk merealisasikan program tersebut, pemerintah harus memiliki sumber yang jelas. Mahfud dan timnya sudah mencoba hitung-hitungan dari APBN untuk mengetahui anggaran mana yang bisa diaplikasikan dan mana yang bisa dicegah untuk di korupsi.

Mahfud menilai, banyaknya kritik dari masyarakat terkait ide ini merupakan hal yang biasa. Untuk menjadi seorang presiden, kata dia, harus memiliki sikap yang tegas, karena keputusan menaikkan atau tidak menaikkan gaji pejabat negara nantinya juga akan tetap mendapat kritik dari masyarakat.

Sementara itu, Anggota Direktur Hukum dan Advokasi tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Ahmad Yani, saat ditemui di Rumah Polonia, mengatakan, ide menaikkan gaji pejabat, hanya menjadi salah satu variabel dalam upaya Prabowo-Hatta untuk memberantas korupsi.

Yani memaparkan, menaikkan gaji tersebut merupakan salah satu cara agar tidak tergoda dalam melakukan aksi korupsi.

"Bagaimana kita bisa menuntut dia baik, tapi dapur orang itu sendiri tidak ketutup," ujar Ahmad Yani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com