Gayung pun bersambut. PDI-P membuka pintu akan kehadiran Hanura. Dalam waktu dekat, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto akan bertemu.
"Pertemuan dengan Pak Wiranto dari Hanura sedang dilakukan dengan intensif. Kalau nggak ada perubahan, dalam waktu dekat, akan ada pertemuan Bu Ketum dengan Wiranto. Insya Allah kalau itu terjadi, akan tambah satu parpol yang dukung capres Jokowi," ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI-P Puan Maharani di kediaman Megawati, Kamis (15/5/2014).
Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husin membenarkan kedekatan komunikasi antara partainya dan PDI-P. Wiranto, lanjutnya, sudah bertemu dengan Puan dan Sekretaris Jenderal PDI-P Tjahjo Kumolo.
"Karena Pak Wiranto sudah bertemu dengan Mba Puan dan Pak Tjahjo, akan ada pertemuan lanjutan antara Pak Wiranto dengan Bu Mega dalam waktu dekat. Tapi, mungkin tidak hari ini," kata Saleh saat dihubungi Sabtu sore.
Dia tak menampik adanya sinyal kuat koalisi Partai Hanura ke gerbong pendukung Jokowi. Namun, dia menegaskan, sikap resmi partainya akan disampaikan Wiranto setelah bertemu dengan Megawati.
Terkait dengan kemungkinan memajukan Wiranto sebagai bakal calon wakil presiden kepada PDI-P, Saleh mengaku tidak ada pembicaraan itu. Namun, Saleh menyadari suara partainya yang hanya mencapai 5,26 persen.
"Kami juga tak mungkin lagi mengusung Wiranto-HT. Tapi, apakah Wiranto ditawarkan ke PDI-P, kami tidak bicara sharing kekuasaan," imbuh anggota Komisi V DPR ini.
Jika Partai Hanura memastikan bergabung dalam barisan pendukung Jokowi, akan tercipta sebuah koalisi besar. Sebelumnya, Jokowi sudah didukung oleh PDI-P, Partai Nasdem, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie pun sudah memberikan sinyal positif untuk bergabung dengan koalisi itu, meski keputusan resminya akan ditetapkan dalam forum rapimnas pada 18 Mei mendatang.
Kekuatan poros pendukung Jokowi akan menjadi lawan berat poros pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Pasalnya, poros itu baru didukung Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, belakangan, suara PPP terpecah lantaran kalangan NU di Partai Kabah itu memprotes pemilihan Hatta Rajasa yang berbasis Muhammadiyah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.